DokterSehat.Com- Autisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis gangguan perkembangan pervasive pada anak yang mengakibatkan gangguan atau keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial yang akan mempengaruhi perkembangan anak baik fisik maupun mental.

Autisme adalah perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensoris dan belajar. Biasanya, gejala sudah mulai tampak pada anak berusia dibawah 3 tahun.
Kejadian autisme semakin meningkat pesat seiring pertambahan waktu dengan faktor risiko yang luas dan multifaktoral. Autisme bisa terjadi pada siapapun tanpa ada perbedaan status sosial, ekonomi, pendidikan, golongan etnis, maupun bangsa. Insiden autis meningkat bila ada gangguan pada masa kehamilan dan persalinan.
Dengan adanya gangguan saat prenatal, natal, dan postnatal mengakibatkan proses perkembangan otak terganggu, sehingga di beberapa bagian otak anak autisme tumbuh tidak sempurna, seperti pada lobus frontalis, lobus temporalis, serebelum, hipokampus dan amigdala. Hal ini mengarahkan pada suatu hipotesis, bahwa awal terjadinya autisme adalah sebelum lahir.
Faktor penyebab autisme dikelompokkan dalam beberapa periode, yaitu periode kehamilan, persalinan dan usia bayi. Pada periode kehamilan pertumbuhan dan perkembangan otak janin sangat pesat. Apabila terjadi gangguan pada masa kehamilan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan otak janin terganggu. Selanjutnya pada periode persalinan dan neonatus merupakan periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengamati dan mencegah faktor risiko terjadinya gangguan pada masa kehamilan, persalinan dan BBL.
Kenaikan prevalensi ini sangat cepat sehingga menggarisbawahi pentingnya melanjutkan pengawasan untuk memantau tren dalam populasi dan kebutuhan untuk terus memperluas penelitian faktor risiko, etiologi, dan intervensi yang efektif.
Prevalensi autisme meningkat 20-30 kali berdasarkan penelitian epidemiologi terbaru yang dibuat pada akhir tahun 1960-1970an. Pada saat itu, perkiraan prevalensi dari penelitian di Eropa adalah salah satu di 2.500 anak dalam populasi, dan oleh 2000-an perkiraan prevalensi dari survei besar adalah 1-2% dari semua anak. Meskipun alasan yang mendasari perubahan prevalensi jelas sulit untuk dipelajari secara empiris, penelitian menunjukkan bahwa banyak dari peningkatan prevalensi baru-baru ini kemungkinan disebabkan faktor ekstrinsik seperti peningkatan kesadaran dan pengakuan dan perubahan dalam diagnostik klinis atau ketersediaan layanan kesehatan.