DokterSehat.Com – Tak hanya metode persalinan normal atau metode operasi Caesar, kini semakin banyak ibu hamil yang berminat untuk melakukan metode persalinan water birth atau melahirkan di dalam air. Metode persalinan ini disebut-sebut bisa membuat ibu merasa nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit yang luar biasa sebagaimana proses persalinan normal. Sayangnya, dibalik kenyamanan yang didapatkan dari proses persalinan ini, pakar kesehatan ternyata menyebutkan jika metode kelahiran ini cukup beresiko untuk dilakukan. Seperti apakah resiko tersebut?

Pakar kesehatan di bidang kebidanan dan kandungan bernama dr. Taufik Jamaan yang berasal dari Rumah Sakit Hermina, Jatinegara, Jakarta, menyebutkan bahwa meskipun bisa memberikan keuntungan bagi ibu, dalam realitanya metode persalinan dalam air ini justru bisa membahayakan bayi. Bayi beresiko tinggi terkena aspirasi paru pada saat lahir dan hal ini ternyata bisa membuatnya meninggal dunia.
Cukup banyak orang yang berpikir jika karena selama di kandungan bayi berada dalam posisi mengambang di air ketuban, maka seharusnya tidak akan masalah bagi mereka untuk dilahirkan di dalam air. Sayangnya, menurut dr. Taufik, saat bayi dilahirkan, mereka juga akan langsung menarik nafas. Jika saat bayi menarik nafas ini posisinya berada di dalam air, maka dikhawatirkan Ia akan menghirup air dan menyebabkan aspirasi paru dan tak lagi bisa bernafas. Hal ini tentu bisa membuat bayi beresiko meninggal dunia. Tak hanya itu, dr. Taufik juga menyebutkan bahwa metode persalinan ini bisa menyebabkan infeksi pada bayi ataupun ibu, membuat suhu tubuh bayi tidak sesuai dengan suhu ruangan sekitar, hingga menyebabkan kejang-kejang dan kesulitan pernafasan pada bayi karena posisinya di dalam air.
Sebelum memilih metode persalinan apa yang akan dilakukan, cobalah untuk berkonsultasi pada dokter kandungan terlebih dahulu sehingga bisa menentukan proses persalinan yang sesuai dan aman bagi ibu maupun bayi.