DokterSehat.Com- Kehamilan yang baik tentu adalah kehamilan yang dipersiapkan terlebih dahulu, ya. Kondisi fisik, mental hingga keuangan yang direncanakan akan mendukung kesehatan kehamilan yang optimal.

Salah satu indikator penting yang kerap dilupakan adalah kesiapan kondisi fisik ibu hamil. Ya, kondisi fisik ibu hamil merupakan hal yang wajib disiapkan secara optimal agar tercipta kehamilan yang sehat.
Mengapa kondisi fisik ibu sebelum hamil menjadi penting?
Hamil merupakan kondisi dimana ada janin, yang tumbuh dan berkembang selama 9 bulan, dalam tubuh ibu.
Hal ini berarti hampir semua kebutuhan asupan gizi harian ibu hamil menjadi lebih banyak, sehingga selama kehamilan asupan makanan dan gizi ibu harus semakin banyak dan selalu terepenuhi.
Kehamilan yang kerap terlambat disadari ibu
Sebelum itu, kita tak bisa memungkiri bahwa sangat sulit mendeteksi kapan kehamilan tersebut terjadi. Hal inilah yang menjadikan kondisi fisik ibu hamil harus dipersiapkan, mengapa?
Kehamilan lazimnya baru disadari ibu setelah 1-2 bulan janin terbentuk dalam rahim. Padahal pada usia tersebut, janin telah melewati masa penting, yaitu pembentukan sistem dan organ paling vital dalam tubuh berupa sum-sum tulang belakang dan otak.
Cadangan energi ibu mencukupi gizi janin ketika kehamilan belum disadari
Untuk mengatasi hal tersebut, ibu hamil haruslah mempunyai cadangan energi dalam tubuh yang optimal, agar jika sewaktu-waktu janin telah terbentuk dalam rahim, asupan gizi untuk bahan baku pembentukan sistem dan organ bisa diperoleh dari cadangan energi yang ada pada tubuh ibu hamil.
Pengukuran kondisi fisik ibu yang harus dilakukan sebelum hamil
Dari penjelasan di atas, salah satu hal penting untuk mendukung tumbuh kembang janin adalah adanya cadangan energi yang ada pada tubuh ibu hamil.
Lalu, dari mana kita tahu apakah ibu memiliki cadangan energi atau tidak sebelum kehamilan?
Cadangan energi yang tercukupi tersebut dapat diketahui dengan melakukan tiga pengukuran penting yang harus dilakukan ibu sebelum hamil, yaitu:
1. Mengukur berat badan ideal
Anda tentu cukup sering mendengar tentang berat badan ideal, bukan? Ya, ibu hamil yang memiliki berat badan ideal menunjukkan bahwa cadangan energi dalam tubuhnya optimal untuk menjalani kehamilan.
Jika ibu memiliki berat badan yang terlalu rendah dari berat idealnya atau kurus, menunjukkan bahwa cadangan energi yang ada dalam tubuh ibu cenderung rendah. Kondisi ini tentu akan menyebabkan risiko asupan gizi bayi tak terpenuhi pada masa awal kehamilan.
Sedangkan ibu hamil yang berat badannya jauh berlebihan dari berat badan ideal, menunjukkan bahwa memiliki cadangan energi berlebihan.
Kondisi ini bukan berarti ibu hamil makin siap hamil, namun kondisi terlalu gemuk justru akan berbahaya karena akan meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.
2. Mengukur indeks massa tubuh atau IMT
Mirip dengan berat badan ideal, namun pengukuran IMT akan menunjukkan kondisi status gizi ibu hamil dengan lebih akurat karena mempertimbangkan tinggi badan ibu hamil.
IMT ibu hamil yang paling baik adalah IMT normal karena hal tersebut menunjukkan berat badan yang sesuai dengan tinggi badan, serta lazimnya diiringi dengan cadangan energi yang cukup untuk kehamilan.
3. Lingkar lengan atas atau LLA
LLA menjadi hal paling penting karena hasil pengukurannya akan menunjukkan secara sensitif bagaimana cadangan lemak dalam tubuh ibu secara umum. Lemak yang ada pada LLA ibu harus menunjukkan angka lebih dari 23,5 cm untuk dapat dikatakan ibu telah siap hamil.
Ibu dengan LLA yang nilainya dibawah 23,5 dan mengalami kehamilan merupakan kondisi yang cenderung berbahaya karena berisiko mengalami Kekurangan Energi Kronis atau KEK. Kondisi KEK ini akan rentan menimbulkan banyak gangguan seperti anemia pada ibu hamil hingga bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.
Pengukuran tiga hal di atas sebaiknya dilakukan sebelum hamil, dengan harapan jika ada salah satu kondisi fisik tubuh di atas belum optimal, ibu bisa mempersiapkan diri dan kondisi fisiknya terlebih dahulu, ya.