HBsAg atau hepatitis B surface antigen adalah tes untuk mendiagnosis hepatitis B. Selengkapnya ketahui tentang tes untuk hepatitis B dan siapa saja yang membutuhkannya!
HBsAg adalah tes darah untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi virus hepatitis B. Jika terdeteksi, bersama dengan antibodi spesifik, berarti orang tersebut terkena infeksi hepatitis B. Jika hasil tes darah menunjukkan HBsAg positif, itu berarti orang tersebut tertular virus dan dapat menularkannya ke orang lain melalui darah, air mani, atau cairan tubuh.
Sedangkan jika tes HBsAg reaktif, dapat menandakan adanya infeksi virus hepatitis B yang tertular dari orang lain. Tes ini tidak membedakan antara infeksi kronis dan akut. Juga digunakan bersama dengan tes hepatitis B lainnya untuk menentukan kondisi infeksi hepatitis B.
Hepatitis B surface antigen merupakan protein di permukaan virus hepatitis B yang bisa terdeteksi pada level tinggi dalam serum selama infeksi virus hepatitis B kronis atau akut.
Adanya HBsAg menunjukkan bahwa orang tersebut dapat menularkan hepatitis B ke orang lain. Tubuh biasanya memproduksi antibodi terhadap tes darah ini sebagai bagian dari respons imun normal terhadap infeksi. HBsAg adalah antigen yang digunakan untuk membuat vaksin hepatitis B.
Hepatitis B adalah infeksi hati yang serius akibat virus hepatitis B (HBV). Bagi sebagian orang, infeksi hepatitis B menjadi kronis, artinya berlangsung lebih dari enam bulan. Memiliki hepatitis B kronis dapat meningkatkan risiko terkena gagal hati, kanker hati, atau sirosis — suatu kondisi yang menyebabkan jaringan parut permanen pada hati.
Kebanyakan orang memiliki hepatitis B saat dewasa pulih sepenuhnya, bahkan jika tanda dan gejalanya parah. Bayi dan anak-anak lebih mungkin mengembangkan infeksi hepatitis B kronis.
Vaksin bisa mencegah hepatitis B, tetapi belum ada obatnya. Jika terinfeksi, mengambil tindakan pencegahan tertentu bisa membantu mencegah penyebaran HBV ke orang lain.
Baca Juga: Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
Infeksi hepatitis B kronis berlangsung selama enam bulan atau lebih. Virus hepatitis B akan tetap ada karena sistem kekebalan tubuh tidak melawan melawan infeksi. Infeksi hepatitis B kronis bisa berlangsung seumur hidup, kemungkinan menyebabkan penyakit serius seperti sirosis dan kanker hati.
Semakin muda usia Anda ketika Anda terkena hepatitis B —terutama bayi baru lahir atau anak-anak di bawah usia 5 tahun— semakin tinggi risiko infeksi Anda menjadi kronis. Infeksi kronis mungkin tidak terdeteksi selama beberapa dekade sampai seseorang menjadi sakit parah karena penyakit hati.
Infeksi hepatitis B akut dapat berlangsung kurang dari enam bulan. Sistem kekebalan tubuh kemungkinan besar dapat membersihkan hepatitis B akut dari tubuh, dan akan pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan. Kebanyakan orang yang memiliki hepatitis B saat dewasa mengalami infeksi akut, tetapi bisa menyebabkan infeksi kronis.
Tanda dan gejalanya mulai dari yang ringan hingga parah. Biasanya gejala muncul sekitar satu hingga empat bulan setelah terinfeksi virus hepatitis B.
Gejala hepatitis B yang mungkin terjadi, termasuk:
Virus hepatitis B ditularkan dari orang ke orang melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya. Cara penularan HBV yang umum, meliputi:
Baca Juga: Kenali Gejala Hepatitis B, Jenis, Penularan, dan Pengobatannya
Darah pasien mungkin akan melalui skrining untuk HBV karena berbagai alasan. Ada tiga tes, termasuk pemeriksaan HBsAg, antibodi terhadap HBsAg, dan antibodi terhadap antigen inti hepatitis B.
Hal tersebut memungkinkan dokter mengetahui apakah pasien dapat memperoleh manfaat dari vaksinasi, atau apakah pasien memiliki hepatitis B aktif atau kronis dan memerlukan pengarahan, perawatan, atau pengobatan.
Dokter terkadang melakukan tes untuk orang sehat tertentu untuk infeksi hepatitis B karena virus dapat merusak hati sebelum menimbulkan tanda dan gejala. Konsultasikanlah dengan dokter tentang skrining untuk infeksi hepatitis B jika memiliki kondisi berikut: