Perbedaan vegan dan vegetarian yang utama terletak dari pilihan makanan, minuman, dan gaya hidupnya. Apa saja perbedaan mendasar antara vegan dan vegetarian? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Sebelum menjelaskan mengenai perbedaan vegan dan vegetarian, penting untuk diketahui bahwa diet vegetarian sudah ada sejak ratusan yang lalu. Sedangkan, diet vegan baru berkembang belakangan.
Seseorang yang mempraktikkan gaya hidup ini memiliki beragam beralasan, karena kondisi kesehatan, etika, lingkungan, agama, atau alasan lainnya.
Vegan adalah bentuk vegetarian yang lebih ketat. Seseorang yang menjalani gaya hidup ini akan menghindari konsumsi atau menggunakan produk hewani serta produk sampingannya. Vegan Society mendefinisikannya vegan sebagai gaya hidup yang menghindari segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan untuk makanan, pakaian, atau tujuan apa pun.
Vegan sangat menghindari mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung:
Vegan yang ketat juga memperluas prinsip-prinsip ini di luar pola makan dan akan mencoba—jika memungkinkan—untuk menghindari produk apa pun yang secara langsung atau tidak langsung melibatkan penggunaan hewan oleh manusia. Produk-produk ini dapat mencakup:
Meski begitu, banyak vegetarian juga menerapkan beberapa prinsip vegan dalam gaya hidupnya, misalnya, menghindari barang-barang yang terbuat dari kulit hewan dan pengujian produk yang melibatkan hewan.
Menurut Vegetarian Society, vegetarian adalah orang yang tidak mengonsumsi produk atau semua produk sampingan dari penyembelihan hewan.
Vegetarian tidak mengonsumsi:
Namun, banyak vegetarian yang mengonsumsi produk sampingan yang tidak melibatkan penyembelihan hewan. Beberapa produk tersebut, antara lain:
Vegetarian juga biasanya mengonsumsi berbagai buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, hingga biji-bijian.
Dikarenakan tidak seketat diet vegan, pola diet vegetarian memiliki beberapa variasi, seperti:
Sebuah studi dilakukan untuk melihat efektivitas diet nabati pada 49 orang dewasa yang kelebihan berat badan dan memiliki setidaknya satu dari kondisi berikut:
Para peneliti secara acak menugaskan peserta untuk diet dan perawatan normal atau program diet nabati rendah lemak, serta tidak melibatkan penghitungan kalori dan tidak wajib olahraga teratur.
Intervensi mencakup dua sesi selama 2 jam setiap minggu, yang memberikan para peserta pelatihan memasak dan pendidikan oleh dokter. Sedangkan kelompok non intervensi tidak menghadiri sesi ini.
Pada follow-up 6 bulan dan 12 bulan, peserta dalam kelompok diet mengalami penurunan indeks massa tubuh (IMT) dan kadar kolesterol yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang berada dalam kelompok perawatan normal.
Tinjauan sistematis dan meta-analisis menemukan bukti yang menunjukkan bahwa pola makan nabati dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol low density lipoprotein (LDL), dan kolesterol high-density lipoprotein (HDL). Para peneliti tidak menganalisis bagaimana perubahan kolesterol memengaruhi hasil penyakit jantung.
Studi observasional lainnya menemukan bahwa vegetarian yang tinggal di Asia Selatan dan Amerika lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan obesitas daripada non-vegetarian.
Sebuah tinjauan lain menunjukkan bahwa diet nabati dapat menawarkan sejumlah manfaat kesehatan kardiovaskular untuk atlet ketahanan. Manfaat ini meliputi:
Sebuah studi lainnya menemukan hubungan antara pola makan nabati dan risiko lebih rendah terkena penyakit ginjal kronis. Menariknya, mereka yang mengikuti pola makan nabati yang tidak sehat, dengan proporsi makanan manis dan biji-bijian olahan berlebih memiliki risiko penyakit ginjal kronis yang jauh lebih tinggi.
Pada dasarnya, kedua pola diet menawarkan manfaat kesehatan yang serupa dan umumnya mendorong Anda untuk mengonsumsi lebih banyak makanan utuh yang kaya antioksidan dan padat nutrisi.
Sulit untuk mengatakan diet mana yang lebih menyehatkan karena kedua pola diet ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Misalnya, tidak seperti vegan, lacto-vegetarian mendapatkan kalsium, fosfor, dan vitamin D dari produk susu. Namun, menghindari susu dan telur dapat membantu vegan menjaga kadar kadar kolesterol tetap rendah.
Vegan juga berisiko kekurangan asam lemak omega-3 esensial, khususnya di EPA dan DHA, bahkan jika mereka mengonsumsi sayuran yang mengandung nutrisi ini.
DHA diperlukan untuk fungsi otak dan kognisi serta untuk menghindari kabut otak, masalah memori, dan lain-lain. Sedangkan vegetarian dan pescatarian dapat memperoleh EPA dan DHA lebih mudah dari telur dan makanan laut.