DokterSehat.Com – Diet OCD? Hmm, jenis diet yang satu ini pastinya sudah tidak asing lagi, bukan? Ya, diet OCD memang tengah populer di kalangan para pegiat diet karena dinilai efektif dalam menurunkan berat badan secara signifikan. Benarkah demikian?
Obsessive Corbuzier’s Diet atau diet OCD adalah jenis diet yang dipopulerkan oleh mentalist ternama Indonesia, Deddy Corbuzier, pada tahun 2013 silam. Berbeda dengan kebanyakan jenis diet lainnya yang menganjurkan pelakunya untuk mengurangi porsi makan atau mengganti menu makanan, diet OCD justru tidak melarang Anda untuk tetap menyantap jenis makanan sesuai keinginan, selama masih berada di batas kewajaran.
Hal yang perlu dilakukan bagi para pegiat diet OCD adalah mengatur jam makan. Secara umum, melakukan diet OCD sama halnya seperti berpuasa. Ada waktu-waktu di mana kita tidak boleh makan. Namun, jika sudah tiba waktunya, menyantap makanan apapun diperbolehkan.
Bagaimanakah cara diet OCD bekerja? Pertanyaan ini mungkin terlintas di benak Anda, melihat signifikansi diet jenis tersebut dalam menurunkan berat badan.
Saat sedang melakukan OCD, kadar insulin di dalam tubuh akan berkurang. Sebaliknya, hormon lipolitik yang terdiri atas glukagon, katekolamin, dan hormon pertumbuhan mengalami peningkatan kadar.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan intensitas pembakaran lemak meningkat sehingga lemak pun jadi lebih cepat terbakar.
Dalam penerapan OCD, dikenal istilah yang dinamai ‘Jendela Makan’. Jendela makan ini merujuk pada waktu ketika Anda diperbolehkan dan tidak diperbolehkan makan.
Ada empat tahapan jendela makan yang akan Anda lalui selama menjalani diet OCD. Keempat tahapan jendela makan tersebut yakni:
Tiap-tiap tahap jendela makan memiliki batasan waktu makan yang berbeda. Semakin tinggi tahapan, semakin terbatas pula waktu yang diperbolehkan untuk menyantap makanan.
Nah, setelah mengetahui apa itu diet OCD, hal yang perlu Anda perhatikan selanjutnya adalah bagaimana cara diet OCD yang benar dan efektif. Mengapa demikian? Ini karena ada saja para pelaku diet OCD yang salah dalam menerapkannya. Jika sudah begitu, alih-alih berat badan turun, tubuh malah jadi terserang penyakit.
Sebelum melakukan OCD, ketahui dahulu cara diet OCD yang benar dan efektif, yakni dengan menerapkan jendela makan secara bertahap dan konsisten. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai jendela makan.
Tahap jendela makan pertama dikhususkan untuk yang baru saja mulai menjalani diet OCD, atau Anda yang sudah lama melakukan diet ini namun merasa tidak bisa jika tidak makan lebih dari 16 jam. Jendela makan pertama memberikan jatah waktu makan selama 8 jam.
Terapkan jendela pertama diet OCD ini sampai tubuh sudah beradaptasi. Setelah itu, Anda bisa naik ke level selanjutnya yakni jendela makan kedua.
Setelah berhasil menerapkan jendela makan pertama, kini saatnya Anda beralih ke jendela makan kedua. Pada tahap ini, batas waktu makan Anda jadi lebih terbatas, yakni 6 jam. Selebihnya selama 18 jam, Anda diharuskan berpuasa.
Pada tahap jendela makan ketiga, waktu makan Anda makin terbatas, yakni 4 jam saja. Ini berarti, misalnya Anda makan pada pukul 11 siang, maka batas waktu makan hanya sampai pukul 3 sore. Setelah itu, Anda baru bisa kembali makan pada pukul 11 siang di keesokan harinya.
Berat? Sudah pasti. Akan tetapi, sama seperti saat menerapkan jendela makan kedua, Anda bisa mengombinasikannya dengan dua tahap jendela makan sebelumnya sebagai adaptasi.
Tahap keempat dari jendela makan diet OCD ini boleh dibilang yang paling ekstrem. Ya, pada tahap ini Anda benar-benar dituntut untuk tidak boleh makan selama 1 hari penuh. Akan tetapi, bukan berarti benar-benar tidak makan seharian, lho.
Anda hanya diperkenankan untuk makan satu kali sehari. Misalnya, Anda makan pada jam 12 siang, maka waktu ‘berbuka puasa’ Anda ada di jam 12 siang keesokan harinya.
Khusus jendela makan keempat ini kiranya tidak perlu dilakukan setiap hari, malah lebih baik jangan. Tetap kombinasikan dengan tiga jendela makan lainnya agar tubuh tidak terlalu ‘tersiksa’.
Diet OCD tidak memiliki aturan khusus tentang jenis makanan apa saja yang boleh dikonsumsi. Asal masih berada dalam batas kewajaran, Anda boleh-boleh saja mengonsumsi makanan apapun.
Kendati demikian, ada baiknya jika Anda memilih makanan-makanan yang mengandung banyak nutrisi dan vitamin seperti sayur-sayuran, daging, dan buah-buahan. Selain itu, makanan-makanan dengan kadar karbohidrat dan protein juga layak untuk dikonsumsi. Ini agar tubuh tetap mendapatkan suplai energi, sekalipun Anda tengah ‘berpuasa’.
Karena diet OCD tetap memperbolehkan kita untuk minum, maka pastikan tubuh untuk selalu mendapat asupan air. Setidaknya setiap 1-2 jam sekali, minumlah air putih agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.
Selain untuk menurunkan berat badan, ternyata ada lagi manfaat diet OCD yang bisa kita dapatkan, lho. Sejumlah manfaat tersebut meliputi:
Akan tetapi, sejumlah manfaat di atas tidak serta merta benar adanya. Kalaupun benar, perlu informasi lebih lanjut mengenai apa saja yang harus dilakukan terkait diet OCD agar manfaat-manfaat tersebut benar-benar terasa. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika Anda mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter yang bersangkutan.
Di balik manfaat diet OCD yang sedemikian rupa, tetap saja ia tidak lepas dari yang namanya efek samping. Menurut dr. Ida Gunawan, MS., Sp, GK., Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Pondok Indah, diet OCD memiliki sejumlah efek samping yang cenderung kurang baik bagi tubuh.
Hal ini dikarenakan metabolisme tubuh menjadi terganggu, yang kemudian berimbas pada resiko gangguan kesehatan seperti disebutkan di bawah ini:
Akibat dari terganggunya metabolisme tubuh, proses pertumbuhan pun ikut terganggu. Oleh sebab itu, diet OCD agaknya kurang tepat jika dilakukan oleh anak remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.
Efek samping OCD juga terkait dengan ketidakseimbangan produksi hormon. Jika begitu, maka biasanya pelaku OCD akan mengalami gejala-gejala hormon tidak seimbang seperti menstruasi yang tak teratur, dan timbulnya jerawat.
Tiba waktunya Anda bisa kembali makan setelah puasa singkat ala OCD. Karena tidak ada aturan khusus mengenai jenis makanan yang boleh dikonsumsi, Anda pun cenderung memilih makanan-makanan “jahat” seperti daging atau mungkin junk food. Jenis-jenis makanan seperti itu tentu saja memiliki kadar kolesterol yang cukup tinggi, sehingga berpotensi mengganggu profil lemak.
Gangguan pencernaan seperti asam lambung, sembelit, dan perut kembung juga berpotensi menyerang tubuh para pegiat diet OCD. Berkurangnya kuantitas makanan yang masuk ke tubuh sudah pasti menjadi faktor pemicu munculnya penyakit-penyakit tersebut.
Jika berbicara soal cara menurunkan berat badan, sebetulnya ada metode diet yang secara medis telah terbukti aman dan efektif. Akan tetapi, jika Anda tetap bersikukuh untuk melakukan diet OCD, selain menerapkan cara diet OCD yang benar sebagaimana telah dijelaskan di atas, berkonsultasi dengan dokter terkait menjadi suatu keharusan sebelum Anda benar-benar menjalani diet ini.