DokterSehat.Com – Satu hal yang harus dipahami oleh pasangan yang baru saja menikah dan ingin segera mendapatkan keturunan. Seks yang dilakukan saat hamil adalah hal yang diperbolehkan. Jadi, pria tidak perlu puasa seks selama sembilan bulan karena pasangan tidak bisa bercinta mengingat ada janin yang sedang tumbuh di rahimnya.

Meski seks diperbolehkan, pria tetap harus melakukan seka dengan benar. Ada saat-saat tertentu yang mengizinkan pria berhubungan seks dengan pasangannya. Namun, ada juga saat tertentu atau kondisi yang cukup riskan sehingga seks tidak dianjurkan dan orgasme pada wanita tidak disarankan terjadi.
Saat melakukan seks yang benar
Menurut para pakar seks terbaik yang bisa dilakukan oleh pasangan saat hamil adalah pada trimester kedua atau bulan ke-4 hingga 6. Pada trimester kedua ini janin sudah menempel dengan kuat dan pertumbuhannya berjalan dengan baik. Saat seks dilakukan kemungkinan terjadi tekanan saat penetrasi tidak akan mengganggu janin
Pada trimetser kedua wanita juga tidak mengalami mual dan gangguan sakit khas hamil lain yang cukup mengganggu. Wanita mulai memiliki tenaga yang kuat sehingga mereka bisa menikmati setiap permainan seks yang dilakukan dengan lebih intens. Manfaatkan tiga bulan ini untuk bercinta, tapi tidak berlebihan sehingga menimbulkan risiko kesehatan lainnya.
Oh ya, meski rekomendasi untuk melakukan seka dengan pasangan hanya terjadi pada trimester kedua saja, melakukan seks pada satu atau dua bulan akhir sebelum melahirkan juga dianjurkan. Seks pada bulan-bulan ini bisa membuka jalan janin untuk keluar dari rahim dengan lebih lancar.
Seks saat hamil yang dilarang
Seks saat hamil yang dilarang adalah di tiga bulan awal. Pada bulan ini wanita akan sering sekali mengalami gangguan kesehatan. Setiap pagi wanita sering mengalami gangguan mual dan pusing yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan wanita mengalami muntah berkali-kali hingga membuat tubuh kerap lemas setiap saat.
Selain masalah fisik secara umum, kalau wanita mengalami gangguan pada rahim seperti dinding rahim lemah sehingga berisiko sebabkan keguguran, seka tidak disarankan. Melakukan seks bisa menyebabkan janin yang menempel pada rahim terkena tekanan kuat dan akhirnya gugur atau mengalami cacat yang susah sekali disembuhkan.
Karena ada gangguan dari dua hal di atas, seks disarankan untuk tidak dilakukan. Kalau pria ingin mendapatkan kepuasan secara seksual ada cara lain yang bisa dilakukan. Pasangan bisa melakukan karezza yang tidak diikuti penetrasi. Pada aktivitas ini pemanasan yang intens harus dilakukan dengan baik sehingga kepuasan bisa didapatkan tanpa harus berhubungan badan.
Orgasme pada wanita saat hamil
Seperti yang telah dibahas di atas, seks saat hamil boleh dilakukan oleh pasangan asal pada waktu yang tepat dan kondisinya memungkinkan. Kalau kondisi tidak memungkinkan, jangan dipaksa karena bisa berakibat buruk pada kandungan.
Nah, kalau seks boleh dilakukan, apakah wanita boleh melakukannya hingga mendapatkan orgasme? Adalah dampak buruk dari orgasme yang membuat wanita lebih baik tidak bercinta daripada janin yang ada di dalam rahimnya terganggu?
Orgasme yang terjadi pada wanita akan membuat kejang otot rahim. Kejang yang terjadi selama beberapa menit ini kerap menimbulkan rasa sakit. Beberapa wanita juga merasa seperti akan melahirkan begitu orgasme terjadi.
Kalau kondisi kandungan baik, orgasme tidak akan menyebabkan apa-apa. Namun, kalau ada gangguan pada janin, orgasme bisa memicu kontraksi hebat dan janin akan bergejolak. Kalau kondisi ini terjadi segera temui dokter.
Demikianlah sedikit ulasan tentang orgasme saat hamil serta boleh tidaknya seks dilakukan. Semoga ulasan di atas bermanfaat!