DokterSehat.Com – Pasangan yang sudah menikah atau pun yang belum menikah selalu menganggap kalau tidak ejakulasi di dalam vagina, kemungkinan wanita tidak hamil adalah nol. Pandangan ini membuat beberapa pasangan melakukan seks tanpa menggunakan pengaman dan melakukan ejakulasi di luar.

Nah, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah seks dengan cara ini benar-benar aman dan tidak menyebabkan kehamilan? Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya Anda menyimak beberapa hal di bawah ini dengan detail sehingga bisa tahu dan menyimpulkan sendiri.
Peluang sperma keluar tanpa ejakulasi
Orang awam akan selalu berpikir kalau sperma hanya keluar saat pria mengalami ejakulasi. Kalau ejakulasi dilakukan di luar tubuh wanita, kemungkinan terjadi kehamilan tidak ada. Jadi, kenapa harus menggunakan kondom kalau bisa dikeluarkan di luar.
Sebenarnya peluang mengalami kehamilan tanpa ejakulasi tetaplah ada. Saat pria mengalami ereksi, penis akan mengeluarkan cairan pelumas yang tidak bisa dikontrol produksi. Cairan yang juga sering disebut cairan pra ejakulasi ini masih mengandung sperma meski jumlahnya tidak terlalu banyak.
Normalnya pria bisa melakukan pembuahan kalau menghasilkan 20 juta sel sperma pe mililiter air mani. Namun, kalau sperma yang keluar dengan cairan pra ejakulasi berhasil masuk ke serviks dan berenang hingga ke tuba falopi, kemungkinan pembuahan masih ada.
Itulah kenapa beberapa pria yang mengalami kondisi ejakulasi retrograde masih bisa melakukan pembuahan meski cairan maninya tidak keluar. Kemungkinan terjadi pembuahan tetap ada meski sangat kecil. Jadi, kewaspadaan tetap harus dilakukan dengan baik.
Seks yang tanpa kondom berisiko
Katakanlah seks yang dilakukan tanpa ejakulasi di dalam tidak menyebabkan kehamilan wanita. Meski demikian, pertukaran cairan kemaluan tetap terjadi bukan? Nah, pertukaran cairan ini cukup berisiko baik pada pria atau wanita. Salah satu risiko itu adalah penularan penyakit menular seksual.
Wanita mungkin tidak hamil, tapi penularan penyakit seksual tetap ada. Kalau Anda dan pasangan sama-sama bisa memastikan kesehatan tubuh mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun, kalau sampai kecolongan, penularan penyakit seks bisa terjadi dan membuat Anda dan pasangan terinfeksi.
Mari buang pandangan kalau seks yang dilakukan tanpa ejakulasi di dalam atau coitus interruptus tidak sebabkan kehamilan saja. Mari pikirkan hal lain seperti risiko yang akan dialami oleh dua belah pihak kalau tidak melakukan seks dengan aman.
Cara melakukan seks yang benar
Kalau Anda ingin melakukan seks yang benar dengan risiko-risiko yang rendah, coba terapkan beberapa cara di bawah ini.
- Ketahui kondisi pasangan sebelum bercinta. Kalau Anda dan pasangan adalah pasangan menikah, lakukan pemeriksaan kesehatan dengan teliti. Kalau tidak ada penyakit seks, coitus interruptus mungkin bisa dilakukan.
- Kondom wajib digunakan kalau Anda melakukan seks bukan dengan pasangan resmi atau hanya dengan pasangan jangka pendek. Kemungkinan penularan penyakit seks cukup besar.
- Penyakit seks tidak hanya menular dari seks vaginal saja. Seks oral pun juga bisa menyebabkan penularan penyakit seks. Jadi, usahakan untuk tetap menggunakan kondom meski saat foreplay sekali pun.
- Tidak semua penyakit seks bisa diatasi dengan penggunaan kondom. Beberapa penyakit seperti HPV yang sebabkan kutil kelamin masih bisa menular dengan mudah karena kerap hidup secara dorman di area kemaluan seperti skrotum.
- Gunakan pelumas yang benar karena kondom dengan bahan lateks mudah sekali rusak dengan pelumas berbahan dasar minyak.
Jadi, risiko kehamilan tetap ada meski ejakulasi dilakukan di luar. Selain itu, risiko penularan penyakit seksual tetap ada, bahkan jauh lebih besar.