Cara Meningkatkan Jumlah Bakteri Baik di Usus dengan Cepat

Terbit: 28 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Usus yang kita miliki terdapat triliun bakteri yang hidup untuk membantu pencernaan. Bakteri baik itu akan membuat pencernaan berjalan dengan lebih lancar dan minim masalah. Sayangnya, bakteri baik di dalam usus kerap mengalami penurunan jumlah karena Anda sakit atau efek samping dari obat.

Cara Menjaga dan Meningkatkan Bakteri Baik

Mengingat bakteri baik di dalam usus sangat penting, Anda tidak bisa menyepelekannya begitu saja. Apa saja yang masuk ke dalam tubuh harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi masalah.

Memiliki bakteri baik di saluran cerna khususnya usus akan membuat Anda lebih sehat. Berikut beberapa cara untuk menjaga dan meningkatkan bakteri baik di dalam saluran cerna.

  1. Mengonsumsi Lebih Banyak Buah, Sayur, dan Kacang-kacangan

Buah-buahan dan sayur mengandung banyak sekali serat yang baik untuk tubuh. Serat yang masuk dan akhirnya masuk ke usus akan menjadi rumah bagi bakteri. Mikroba ini akan tumbuh subur dan membantu terjadinya proses pencernaan akan berjalan lebih lancar dan juga aman. Kalau usus tidak banyak serat, hanya bakteri merugikan akan tumbuh subur.

Kacang-kacangan juga mengandung cukup banyak serat meski lemaknya juga tinggi. Anda boleh mengonsumsi makanan ini, tapi batasi jumlahnya agar tidak menjadi lemak.

  1. Tidak Mengonsumsi Banyak Pemanis

Pemanis buatan ternyata tidak lebih baik dari gula dapur. Mengonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan gula buatan ternyata buruk untuk kadar gula darah. Sekali minum akan meningkatkan gula darah sehingga peluang meningkatkan risiko penyakit diabetes akan tinggi.

Selain itu, mengonsumsi gula buatan juga bisa mengganggu populasi dari bakteri baik di usus. Kemungkinan besar akan mengalami penurunan dan memicu bakteri tidak baik untuk berkembang dan menyebabkan banyak masalah.

3. Mengonsumsi Makanan Fermentasi dan Turunannya

Makanan fermentasi mengandung banyak bakteri baik yang bisa dikategorikan probiotik. Bakteri baik itu bisa masuk ke dalam tubuh lalu berhenti di usus. Kesehatan dari organ ini akan membaik dan kandungan lain dari makanannya bisa memicu pertumbuhan bakteri baik yang ada di dalam tubuh.

Makanan fermentasi yang baik untuk tubuh ada banyak. Anda bisa mencoba yang paling mudah didapatkan seperti tempe. Selanjutnya ada kimchi, kombucha, aneka tapai, yoghurt, dan kefir. Konsumsi jenis makanan ini dengan porsi yang sesuai agar manfaatnya untuk usus lebih maksimal.

  1. Mengonsumsi Makanan Sehat yang Beragam

Bakteri yang hidup di dalam usus dan saluran pencernaan lain ada banyak jenisnya. Masing-masing memiliki kecocokan dengan jenis makam tertentu. Agar bakteri baik bisa dimaksimalkan ada baiknya untuk mengonsumsi lebih banyak makanan dari berbagai jenis dan dimasak sendiri.

Asal jumlahnya tepat, sesuai dengan kebutuhan nutrisi harian dan alami, tubuh akan meresponsnya dengan baik. Namun, kalau yang dimakan justru tidak baik, gangguan pencernaan akan terjadi.

5. Mengurangi Konsumsi Protein Hewani yang Diolah

Protein hewani memang baik untuk tubuh. Namun, tidak baik untuk usus kalau berlebihan dikonsumsi. Ganti protein dengan sumber nabati yang lebih sehat dan minim efek samping.

6. Perbanyak Konsumsi Makanan dengan Polifenol

Makanan dengan kandungan polifenol yang sangat kaya akan membuat tekanan darah jadi stabil. Inflamasi yang terjadi di tubuh khususnya di area usus akan dicegah. Walaupun terlanjur terjadi tidak akan menyebabkan masalah karena bisa segera diatasi.

Polifenol juga merupakan antioksidan yang mencegah radikal bebas masuk ke dalam tubuh. Fungsi ini didapatkan kalau Anda mengonsumsi beberapa makanan dan minuman seperti teh hijau, bawang putih, brokoli, dan cokelat hitam.

7. Mengonsumsi Suplemen Probiotik

Suplemen probiotik ada banyak di luaran sana. Ada yang berbentuk kapsul dan ada yang berbentuk cairan. Suplemen ini mengandung banyak bakteri baik yang akan membuat tubuh menjadi sehat dan kerja dari usus berjalan dengan lancar.

Fungsi dari probiotik ini biasanya banyak terjadi pada mereka yang sedang sakit. Gangguan di usus akan segera diatasi dan inflamasi yang terjadi bisa segera berakhir. Pada mereka yang sehat, probiotik tidak akan terlalu membedakan efek terlalu banyak meski secara umum membuat perut lebih sehat dan nyaman.

Cara Menjaga Pola Makan yang Benar

Menjaga pola makan agar tubuh tidak mengalami gangguan pencernaan sebenarnya gampang-gampang susah. Lakukan beberapa tips di bawah ini kalau Anda ingin berhasil.

  • Tahu kebutuhan kalori harian yang dibutuhkan. Setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda-beda. Ada yang kebutuhan kalorinya sekitar 2.000 kkal per hari dan ada yang sampai 2.500 kkal. Dengan mengetahui kebutuhan kalori harian, Anda tidak akan kelebihan atau kekurangan kalori.
  • Pahami makanan apa saja yang sesuai dengan tubuh. Terkadang ada orang yang tidak bisa mengonsumsi bahan makanan tertentu karena menyebabkan sakit perut. Kalau memang Anda tidak bisa mengonsumsinya, tinggalkan.
  • Jangan terlalu sering membeli makanan di luar rumah. Makanan yang dijual di luaran sana belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Terkadang kandungannya bisa membuat seseorang jadi sakit perut.
  • Sebisa mungkin untuk memasak makanan yang Anda santap. Dengan memasak, Anda akan tahu apa saja yang masuk ke tubuh. Nilai gizi bisa disesuaikan dengan baik sehingga tubuh tidak mengalami gangguan.
  • Usahakan untuk makan di jam yang benar dan teratur. Meski memiliki kesibukan yang sangat padat, makan malam bersama wajib diprioritaskan.

Menjaga kesehatan dari saluran cerna khususnya yang berkaitan dengan bakteri baik ternyata tidak sulit. Hanya saja kita sering sekali mengabaikannya sehingga penyakit di saluran cerna muncul berkali-kali dan menyebabkan gangguan yang besar.

Sumber:

  1. Robertson, Ruairi. 2016. 10 Ways to Improve Your Gut Bacteria, Based on Science. https://www.healthline.com/nutrition/improve-gut-bacteria. (Diakses pada 28 November 2019)
  2. Leonard, Jayne. 2019. 10 ways to improve gut health. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325293.php. (Diakses pada 28 November 2019)

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi