DokterSehat.Com- Seberapa banyak Anda mengonsumsi protein biasanya? Protein yang umumnya kita konsumsi sebagai lauk, biasanya justru mendapat pembatasan yang cukup ketat.
Hal ini wajar, mengingat protein, utamanya protein hewani, kerap dianggap memicu berbagai penyakit, misalnya hiperkolesterol, penyakit jantung, asam urat, hingga hipertensi.
Meskipun anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, namun bukan berarti kita lantas tidak mengonsumsi protein sama sekali. Karena ternyata, asupan protein harian harus selalu dicukupi.
Perlu diketahui, protein merupakan zat gizi makro yang memiliki manfaat vital untuk tubuh, diantaranya:
Tiga poin penting tersebut merupakan fungsi dasar protein untuk tubuh.
Hal tersebut membuat asupan protein harus dipenuhi setiap hari.
Apalagi, protein merupakan zat gizi makro yang harus dipenuhi dari luar tubuh, utamanya dari makanan dan dalam jumlah yang cukup besar (dalam hitungan gram).
Dampak jika tubuh kita kekurangan protein tentu asupan energy berkurang, sel, organ atau sistem tubuh yang telah bekerja seharian tidak teregenerasi dengan baik dan lama-kelamaan tubuh akan kehilanggan massa atau berat badannya.
Menurut Leslie Bonci, seorang konsultan nutrisionis untuk Kansas City Chiefs, pada Health.com, tubuh yang kekurangan protein ditunjukkan dengan beberapa gejala atau tanda awal, diantaranya:
Kondisi ini tentu merugikan karena cadangan energi dalam tubuh dipecah dan membuat organ dan sistem tubuh bekerja lebih keras.
Tubuh yang kekurangan protein akan lebih cepat lemas, karena asupan zat besi bermutu gizi tinggi juga akan kurang sehingga risiko anemia akan semakin besar.
Selain lemas, tubuh yang lebih sering mengalami kedinginan juga merupakan tanda kekurangan asupan protein.
Hal ini disebabkan cadangan energi dalam tubuh yang sangat rendah sehingga lemak, yang memiliki fungsi untuk menjaga suhu atau thermogenesis tubuh, juga lama kelamaan berkurang.
Kondisi ini membuat bahan baku tubuh untuk mengatur fungsi thermogenesis berkurang dan tubuh lebih sering merasa kedinginan.
Akar rambut dan jaringan pada kuku membutuhkan protein agar bisa kuat menempel dan padat.
Asupan protein yang kurang membuat bahan baku untuk membuat sel yang kuat pada rambut dan kuku tidak tercukupi, sehingga ikatan jaringan pada akar rambut dan kuku tidak terbentuk dengan optimal.
Hal ini berlaku pada semua otot gerak utama tubuh. Jika hal ini terus menerus terjadi maka berat badan akan turun, utamanya dari otot. Hal ini membuat tubuh semakin nampak kurus ceking.
Asupan protein yang tidak terpenuhi dalam jangka panjang akan membuat tulang mudah keropos ditandai dengan gejala osteoporosis yang lebih awal.