DokterSehat.Com – Udang adalah salah satu sumber protein yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan rasa yang nikmat serta bisa diolah menjadi apa pun, udang menjadi pilihan bahan makanan selain ikan, ayam, dan daging. Meski udang memiliki banyak manfaat dan nutrisi, ternyata makanan ini berpotensi sebabkan beberapa masalah seperti keracunan kalau dimakan mentah.
Udang banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Bahkan, jenis dari udang pun terus dikembangkan untuk menghasilkan spesies unggul dengan daging yang lebih besar. Dengan melakukan ini kita tidak akan terus mengandalkan udang liar yang jumlahnya akan semakin habis kalau kebutuhan konsumsi bertambah besar setiap harinya.
Di beberapa budaya seperti Jepang dan Tiongkok, udang banyak dikonsumsi secara langsung dalam kondisi mentah. Hewan yang masuk dalam jenis Crustacea ini hanya dihilangkan kulit luarnya yang sangat kasar lalu dimakan dengan menambahkan semacam cuka atau bumbu lain untuk menghilangkan bumbu amis.
Meski ada kemungkinan berbahaya untuk tubuh, beberapa orang tetap mengonsumsinya karena sudah bagian dari budaya. Selain itu, udang yang diolah secara khusus mungkin lebih aman. Meski aman, ada baiknya udang tidak dikonsumsi secara berlebihan dalam kondisi yang masih mentah.
Makan udang mentah sangat berisiko untuk kesehatan tubuh. Risiko yang ditimbulkan bisa rendah hingga tinggi. Meski risikonya bervariasi, kita disarankan untuk menghindarinya saja daripada tubuh tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Udang yang didapatkan dari peternakan sangat rentan sekali memiliki bakteri. Beberapa jenis bakteri yang paling banyak hidup di dalam tubuh udang adalah Vibrio. Bakteri ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan keracunan makanan kalau udang dikonsumsi dalam kondisi mentah. Dari beberapa penelitian yang dilakukan sekitar 55 persen udang yang diproduksi di peternakan mengandung bakteri ini dengan konsentrasinya tinggi.
Bakteri ini biasanya akan mati dengan sendirinya kalau udang diolah dengan benar dan bersih. Kalau udang tidak diolah dengan bersih dan dikonsumsi mentah, bakteri bisa dengan mudah berpindah. Selain Vibrio, bakteri berbahaya yang mungkin muncul pada produk udang hasil budidaya adalah Bascillus. Bakteri ini mudah menyebabkan diare dan muntah.
Mengonsumsi makanan mentah baik itu yang didapatkan secara liar di laut dan sungai atau hasil budidaya kemungkinan seseorang mengalami keracunan makanan. Keracunan ini bisa muncul kalau seseorang makanan aneka makanan mentah termasuk udang dan di dalamnya terdapat beberapa bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Bacillus.
Makanan udang mentah secara berlebihan akan membuat tubuh jadi lemak, sering muntah, demam, diare, hingga nyeri di perut bawah yang sangat intens. Hal ini semakin diperparah dengan hadirnya norovirus yang sangat berbahaya. Gangguan seperti diare mungkin terlibat biasa. Namun, kasus ini ada lebih dari 1 juta penderita dan sekitar 5.000 di antaranya meninggal dunia.
Kalau Anda mengonsumsi udang liar yang ditangkap dari laut, kemungkinan besar masih ada cemaran logamnya. Makan udang secara mentah memudahkan cemaran masuk ke tubuh secara langsung. Saat dimasak cemaran mungkin tetap ada, tapi sebagian akan terlarut ke air kalau udang dimasak dengan direbus dulu.
Meski udang mentah yang dikonsumsi bisa menyebabkan risiko keracunan makanan, beberapa metode bisa dilakukan untuk menurunkan risiko tersebut hingga membunuh bakteri. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.
Berbagai teknik di atas hanya membantu kita untuk mengurangi risiko keracunan dari bakteri. Jumlah bakteri tidak akan hilang. Jadi, kemungkinan terjadi masalah tetap ada.
Terlepas dari Anda akan mengonsumsi udang secara mentah atau diolah, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan.
Inilah beberapa ulasan tentang udang dan juga risikonya kalau dimakan secara mentah. Kalau Anda ingin mengonsumsi udang secara mentah, perhatikan kebersihan dan kesegaran dari udang. Kalau sudah tidak segar, kemungkinan terjadi masalah pada tubuh akan besar.
Semoga ulasan di atas bisa Anda gunakan sebagai rujukan sebelum mengonsumsi udang.
Sumber: