Makanan Fungsional: Pengertian, Jenis, Manfaat

Terbit: 10 September 2020 | Diperbarui: 27 May 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Makanan fungsional adalah makanan yang dapat memberikan manfaat kesehatan lebih dari nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Makanan ini dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko penyakit. Makanan seperti apa saja yang termasuk ke dalam jenis makanan ini? Simak berbagai contoh dan juga manfaat dari pangan fungsional melalui artikel ini!

Apa Itu Makanan Fungsional?

Istilah functional food atau makanan fungsional pertama kali diciptakan di Jepang pada awal tahun 1980-an. Pada dasarnya, tidak ada definisi universal tentang makanan ini. Namun, pangan fungsional biasanya diartikan sebagai makanan olahan yang bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tapi juga dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.

Tidak dapat dipungkiri memang bahwa makanan yang kita makan memengaruhi kesehatan kita. Dilansir dari Science Direct, tujuan paling mendasar dari konsumsi makanan adalah memang untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.

Seiring berjalannya waktu, disadari bahwa beberapa jenis makanan ternyata dapat memberikan manfaat lebih dari sekedar memenuhi nutrisi dan metabolisme tubuh. Makanan yang kemudian disebut dengan makanan fungsional ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan, kinerja fisik, bahkan hingga keadaan pikiran seseorang.

Terdapat beberapa usulan lain untuk mendefinisikan makanan satu ini, berikut adalah 3 di antaranya:

  • Bentuknya adalah makanan (bukan kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan alami.
  • Dapat dan harus dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehari-hari.
  • Memiliki fungsi untuk mengatur proses tubuh tertentu ketika dimakan (proses yang dimaksud seperti meningkatkan mekanisme pertahanan biologis, pencegahan penyakit tertentu, pemulihan penyakit tertentu, pengendalian gangguan fisik dan mental, atau memperlambat proses penuaan).

Contoh Makanan Fungsional

Pangan fungsional tidak sama dengan fortified food atau makanan yang diperkaya dengan nutrisi tertentu. Bentuknya dapat berupa makanan konvensional/alami atau dapat juga dalam bentuk fortified food. Jadi, tidak semua makanan yang diperkaya masuk ke dalam kategori functional food dan juga sebaliknya.

Berikut adalah beberapa contoh makanan fungsional baik konvensional maupun makanan yang diperkaya:

1. Buah-buahan

Salah satu jenis makanan konvensional yang dapat dikategorikan sebagai functional food adalah beberapa jenis buah-buahan.

Contohnya seperti buah berry seperti stroberi, cranberry, blueberry, raspberry, dan blackberry. Buah lain yang juga termasuk pangan fungsional adalah seperti kiwi, pir, apel, jeruk, dan pisang. Buah-buahan ini rendah kalori dan tinggi antioksidan yang sangat baik untuk tubuh.

2. Kacang-kacangan

Kacang-kacang yang dimaksud adalah kacang pohon (nuts) seperti almond, kacang mete, macadamia, dan kacang Brazil.

Kacang-kacangan ini biasanya diolah menjadi camilan sehat dan dipercaya dapat meningkatkan kesehatan jantung. Kacang seperti almond dan mete juga merupakan sumber magnesium yang dipercaya dapat membantu mengatur tekanan darah.

Pilihlah olahan kacang yang tidak mengandung garam tambahan karena garam dapat menurunkan manfaat dari makanan tersebut.

3. Polong-polongan

Jenis polong-polongan seperti kacang hitam, kacang navy, lentil hingga kedelai juga dapat menjadi pangan fungsional.

Makanan ini merupakan sumber serat, protein, kalium, hingga folat. Jika mengonsumsi polong-polongan kaleng, pilihlah yang tidak mengandung garam tambahan. Apabila tidak menemukan produk yang tidak mengandung garam tambahan, bilas dan tiriskan kacang sebelum dikonsumsi atau dimasak.

4. Biji-bijian Utuh

Jenis makanan konvensional juga dapat dikatakan fungsional adalah biji-bijian utuh,

Salah satu yang paling umum adalah oatmeal. Makanan ini tinggi serat dan mengandung sejumlah nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Diet tinggi serat juga dipercaya dapat membantu mengendalikan gula darah dan menurunkan kolesterol.

5. Ikan

Jenis cold-water fish seperti ikan sarden dan salmon memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi. Omega-3 dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan sangat baik dikonsumsi selama kehamilan karena dapat mendukung perkembangan otak janin.

6. Makanan yang Diperkaya

Jika di atas disebutkan jenis makanan konvensional, maka selanjutnya adalah beberapa jenis makanan fungsional dari jenis makanan yang diperkaya.

Makanan ini dapat berupa jus buah yang diperkaya, produk susu dan olahannya (yogurt, keju) yang diperkaya, alternatif susu yang diperkaya (susu almond, oat milk, dll), roti dan pasta yang diperkaya, sereal dan granola yang diperkaya, hingga telur yang diperkaya.

Manfaat Makanan Fungsional

Sebelumnya sudah disinggung sedikit tentang manfaat dari pangan fungsional ini. Jika dirangkum, berikut adalah beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dari konsumsi makanan tinggi nutrisi ini:

1. Mencegah Berbagai Penyakit

Banyak jenis pangan fungsional yang tinggi akan antioksidan yang berguna untuk menangkal radikal bebas. Paparan radikal bebas yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kerusakan sel yang dapat memicu penyakit kronis seperti jantung, kanker, hingga diabetes.

Beberapa jenis functional food juga kaya akan omega-3. Lemak sehat satu ini memiliki peran dapat mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi otak, hingga meningkatkan kesehatan jantung.

2. Mencegah Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi juga dapat menjadi penyebab penyakit tertentu. Contohnya seperti kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Kondisi lain yang disebabkan oleh kekurangan gizi tertentu adalah seperti rakhitis, gondok, hingga cacat lahir.

Umumnya pangan fungsional juga merupakan makanan yang kaya akan nutrisi seperti vitamin, mineral, lemak sehat, hingga serat. Hal ini lah yang membuat jenis makanan ini dapat berguna untuk meningkatkan kesehatan Anda.

3. Mendukung Pertumbuhan dan Perkembangan

Makanan seperti sereal, biji-bijian, dan tepung sering kali diperkaya dengan asam folat dan vitamin B kompleks lainnya. Nutrisi ini tentunya sangat penting untuk kesehatan janin.

Nutrisi lain seperti omega-3, zat besi, seng, kalsium, dan vitamin B12 juga tidak kalah pentingnya untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dan anak-anak.

Maka dari itu, pangan fungsional ini sangatlah baik untuk membantu memenuhi nutrisi selama kehamilan. Ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter secara detail tentang jenis makanan apa saja yang dapat dikonsumsi dan makanan yang sebaiknya dihindari.

  1. Anonim. Functional Food. https://www.sciencedirect.com/topics/food-science/functional-food. (Diakses 10 September 2020).
  2. Anonim. 2019. Functional Foods. https://www.eatright.org/food/nutrition/healthy-eating/functional-foods. (Diakses 10 September 2020).
  3. Link, Rachael. 2020. What Are Functional Foods? All You Need to Know. https://www.healthline.com/nutrition/functional-foods. (Diakses 10 September 2020).
  4. Zeratsky, Katherine. I’ve heard the term “functional foods,” but I don’t know what it means. Can you explain?. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/functional-foods/faq-20057816. (Diakses 10 September 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi