Gula rafinasi adalah gula yang berasal dari tebu yang biasa dikonsumsi untuk perasa berbagai jenis makanan dan minuman. Ketahui apa itu gula rafinasi, jenis, dan bahayanya bagi kesehatan.
Gula rafinasi adalah gula yang diekstraksi dari tebu atau buah bit (bit gula) yang banyak dikonsumsi oleh banyak orang setiap hari. Gula rafinasi adalah jenis sukrosa, yaitu kombinasi dari glukosa dan fruktosa. Anda menggunakan gula rafinasi sebagai perisa manis untuk berbagai jenis makanan dan minuman seperti teh, kopi, kue, sereal, biskuit, permen, dll.
Sementara gula alami adalah gula yang ditemukan secara natural pada jenis makanan seperti buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, produk susu, dan madu. Sebagai contoh, rasa manis pada pisang adalah bentuk dari gula alami. Bahkan pada buah yang cenderung asam, tetap ada kandungan gula alami di sana.
Baik gula rafinasi atau gula alami, gula adalah karbohidrat sederhana yang akan diolah oleh tubuh menjadi energi. Tanpa asupan gula, tubuh bisa jadi kekurangan energi. Walaupun demikian, mengonsumsi terlalu banyak gula rafinasi akan memicu efek kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe dua, masalah kardiovaskular, dan penyakit jantung.
Walaupun terbuat dari bahan alami seperti tebu, aren, atau gula bit, gula rafinasi tetap melewati proses produksi secara kimiawi. Berikut ini jenis gula rafinasi yang sebenarnya sering Anda gunakan dalam makanan dan minuman sehari-hari:
Gula merah mengandung sekitar 85-95% sukrosa, molase impurities (kotoran), dan jumlah karamel yang bervariasi. Kemudian, gula merah terbuat dari tebu yang tidak melalui proses rafinasi sepenuhnya.
Gula caster adalah gula pasir dengan kualitas yang lebih tinggi dan juga mengandung lemak yang cukup tinggi. Biasanya, gula caster premium digunakan untuk makanan ringan dan pastries (kue kering).
Gula pasir biasa yang mudah ditemukan di pasaran dan Anda gunakan untuk berbagai makanan dan minuman. Nama lain gula pasir adalah gula meja atau gula A1.
Gula dengan tekstur bubuk dan sensasi dingin seperti es. Icing sugar biasa digunakan untuk pembuat manisan dan berbagai jenis kue.
Gula demerara adalah 90% sukrosa dari tebu. Sebenarnya hampir serupa dengan gula merah, namun gula demerara memiliki tekstur butiran besar, renyah, dan berwarna coklat pucat.
Invert sugar adalah pemanis cair yang terbuat dari campuran sukrosa dan air. Jadi, gula invert terdiri dari 50% fruktosa dan 50% glukosa dengan tekstur seperti sirup gula kental.
Sirup jagung terbuat dari jagung melalui proses ekstraksi dan pemurnian hingga terbentuk glukosa murni. Sementara sirup jagung fruktosa tinggi terbuat dari kombinasi glukosa dan fruktosa. Sirup jagung memiliki rasa manis dengan tekstur kental dan lengket.
Molase adalah ekstrak dari jus tebu yang mengandung sukrosa dan jenis gula pasir lainnya. Gula molase dengan warna yang lebih gelap memiliki rasa manis yang lebih kaya, biasanya digunakan untuk membuat kue dan manisan.
Jenis gula rafinasi yang paling banyak digunakan adalah gula pasir dan gula merah. Berbagai jenis gula rafinasi paling banyak digunakan untuk kebutuhan pembuatan makanan ringan.
Anda sudah memahami perbedaan gula rafinasi dan gula biasa (alami) dari segi bahan dan proses pembuatannya, di mana gula rafinasi biasanya terbuat dari tebu sementara gula alami hadir dalam makanan secara natural. Contoh gula alami seperti gula dari nektar kelapa, kurma, dan madu.
Dari segi vitamin, gula rafinasi tidak memiliki kandungan vitamin, mineral, protein, serat, atau kandungan nutrisi lainnya. Sementara gula alami kaya akan nutrisi alami. Contohnya, fruktosa (gula) di dalam buah juga mengandung serat, vitamin, mineral, dan komponen yang bermanfaat untuk kesehatan. Tidak seperti gula rafinasi yang hanya sekadar untuk meningkatkan cita rasa manis.
Anda mungkin mengonsumsi gula rafinasi dalam berbagai bentuk makanan dan minuman setiap hari. Berikut ini contoh gula rafinasi dalam makanan dan minuman:
Sebagian besar jenis makanan dan minuman mengandung gula rafinasi. Mengonsumsi jumlah gula dalam jumlah yang dianjurkan (50 gram per hari atau 5-9 sendok teh) dapat mengurangi risiko masalah kesehatan terkait gula.
Peneliti mengungkapkan bahwa terlalu banyak asupan gula dapat meningkatkan risiko kesehatan. Berikut ini bahaya gula bagi kesehatan:
Terlalu banyak makanan manis atau makanan/minuman dengan kandungan gula tersembunyi dapat meningkatkan risiko obesitas. Pasalnya, fruktosa akan membuat Anda semakin lapar. Jumlah fruktosa yang tinggi akan menyebabkan resisten leptin, yaitu hormon yang meregulasi rasa lapar dan memberi tubuh sinyal untuk berhenti makan saat sudah kenyang.
Konsumsi terlalu banyak makanan dan minuman manis akan menyebabkan obesitas, inflamasi, kadar trigliserida tinggi, gula darah naik, dan juga tekanan darah tinggi. Semua masalah kesehatan tersebut akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Mengonsumsi gula buatan terlalu banyak dalam jangka panjang akan menyebabkan resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengolah gula darah jadi energi.
Saat insulin tidak dapat bekerja dengan baik, maka gula darah tidak dapat diproses menjadi apapun dan memicu masalah kesehatan. Pelajari lebih detail tentang cara mencegah diabetes di sini.
Resistensi insulin akibat konsumsi gula terlalu tinggi juga dapat meningkatkan risiko kanker. Sebuah studi pada lebih dari 430.000 yang mengonsumsi gula tambahkan mendapat hasil berupa peningkatkan risiko kanker usus kecil, kanker esofagus, dan kanker pleura.
Mengonsumsi banyak produk tinggi gula seperti minuman manis, soda, atau kue dikaitkan dengan risiko depresi lebih tinggi. Produk tinggi gula menyebabkan perubahan gula darah, disregulasi neurotransmitter, dan inflamasi tubuh yang berpengaruh negatif pada kesehatan mental.
Itulah pembahasan tentang apa itu gula rafinasi dan dampaknya pada kesehatan. Anda tetap boleh mengonsumsi gula buatan namun dengan jumlah yang dibatasi. Semoga informasi ini bermanfaat!