Anthropophobia adalah ketakutan pada orang lain. Jenis ketakutan ini hampir mirip fobia sosial, namun sebenarnya berbeda. Ketahui apa itu anthropophobia, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.
Anthropophobia adalah ketakutan pada orang lain secara penuh, bahkan ia merasa takut pada keluarga, teman, atau orang-orang dalam lingkungannya sendiri. Penderita anthropophobia menganggap bahwa siapapun —semua orang— dianggap dapat mengancam, membuat tidak nyaman, atau menyebabkan potensi masalah yang sama dengan orang asing.
Orang yang hidup dengan antropofobia menyadari bahwa dirinya memiliki ketakutan ekstrim dan tidak rasional pada orang lain, namun mereka tidak bisa menolong dirinya sendiri. Mereka memiliki anggapan bahwa orang lain termasuk teman, anggota keluarga, guru, atau siapapun bisa menyakitinya.
Penderita antropofobia lebih memilih untuk mengisolasi diri sepenuhnya dan lebih nyaman untuk komunikasi dengan orang lain melalui virtual tertulis misalnya pesan, chat, atau email. Mereka cenderung akan mengalami masalah hubungan, komunikasi, karir, pendidikan, percintaan, dan berbagai aspek kehidupan karena pada dasarnya, setiap orang tidak bisa hidup sendirian.
Anthropophobia atau disebut juga dengan antropofobia belum termasuk kriteria fobia dalam edisi kelima Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), namun tetap dipertimbangkan sebagai fobia spesifik. Antropofobia sering disalah artikan sebagai fobia sosial, namun sebenarnya cukup berbeda.
Orang dengan fobia sosial biasanya hanya merasa gelisah dan takut pada situasi sosial di mana dirinya harus menjadi pusat perhatian, misalnya saat berbicara di depan umum, bergaul dalam satu kelompok, atau situasi di mana dirinya merasa diawasi oleh orang lain. Penderita fobia sosial masih bisa merasa nyaman berada di publik bila dirinya tidak dikenali, tidak dijadikan fokus utama, atau bisa menjadi anonim.
Sementara penderita antropofobia benar-benar memiliki ketakutan dan kecemasan irasional pada semua orang dalam situasi apa pun. Mereka bahkan bisa merasa gugup dan takut hanya untuk menonton suatu pertunjukan di barisan belakang. Jadi, antropofobia adalah ketakutan pada orang lain yang gejalanya lebih ekstrim dari fobia sosial.
Berikut ini kriteria antropofobia secara umum:
Saat penderita agorafobia terlibat dalam situasi sosial atau momen di mana dirinya harus berhubungan dengan beberapa orang, mereka akan menunjukan gejala fisik, seperti:
Penderita agorafobia takut akan disakiti atau dihakimi. Mereka bahkan akan menarik diri dari orang-orang yang sebelumnya mereka kenal dengan baik.
Sebagian besar penderita antropofobia menyadari bahwa ada ketakutan ekstrim pada orang lain, namun tidak dapat mengontrolnya. Segera hubungi dokter bila rasa ketakutan irasional terhadap apa pun sudah mengganggu keseimbangan hidup Anda, termasuk mengganggu sektor pendidikan, pekerjaan, atau fungsi kehidupan lainnya.
Kebanyakan penyebab fobia adalah pengalaman buruk dan trauma di masa lalu yang bermanifestasi hingga menjadi sebuah ketakutan ekstrim dan tidak rasional. Sementara penyebab antropofobia tidak dapat dipastikan, namun terjadi akibat beberapa faktor seperti:
Ahli psikologi akan menggunakan kriteria fobia dalam edisi kelima Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) untuk memastikan diagnosis dan rencana perawatan selanjutnya. Seorang psikolog akan melakukan pemeriksaan seperti:
Psikolog juga akan memeriksa seberapa parah gejala dan efeknya pada keseimbangan hidup Anda. Pemeriksaan kesehatan mental lainnya mungkin dibutuhkan.
Perawatan agorafobia berdasarkan pendekatan kesehatan mental seperti psikoterapi atau latihan relaksasi. Perawatan fobia tergantung pada jenis, tingkat keparahan fobia, dan kondisi mental individu tersebut.
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan fobia secara umum:
Salah satu jenis psikoterapi dengan pendekatan pemaparan objek atau situasi. Pasien akan dipaparkan oleh semua hal yang membuatnya takut secara perlahan dan bertahap.
Misalnya, penderita antropofobia akan diminta untuk berkomunikasi secara intens dengan satu orang. Bila sudah bisa mengelola rasa takutnya, pasien akan diminta untuk berinteraksi dengan dua orang atau lebih hingga ia memiliki pandangan baru bahwa berinteraksi dengan orang lain itu tidak berbahaya.
Psikolog akan memberi pengertian dan sudut pandang baru yang lebih baik tentang semua hal yang Anda takuti. Anda akan belajar dan mengerti bahwa semua hal itu tidak berbahaya dan Anda bisa menaklukan rasa takut yang tidak beralasan tersebut.
Latihan relaksasi secara rutin akan membantu Anda merasa lebih tenang terhadap apa pun yang membuat Anda merasa takut. Contoh latihan relaksasi adalah latihan pernapasan, meditasi, yoga, atau jenis olahraga lainnya.
Dalam keadaan yang lebih serius, dokter mungkin memberi Anda obat antidepresan, obat antikecemasan, atau obat beta-blocker. Pengobatan dan sesi psikoterapi harus berjalan bersama secara rutin.
Seseorang yang hidup dengan agorafobia bisa mengalami ketidakseimbangan hidup. Mereka akan kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk:
Orang dengan antropofobia cenderung memiliki gejala kesehatan mental lain, seperti:
Kondisi tersebut tentu akan membuat hidup menjadi sulit, tidak nyaman, dan tidak menyenangkan. Pasalnya, setiap orang membutuhkan komunikasi dan bantuan dari orang lain setiap saat.
Mungkin tidak ada cara mencegah antropofobia, namun Anda bisa mengelola agar gejalanya tidak bertambah buruk. Kondisi psikologis yang dibiarkan atau sengaja dihindari akan membuat gejala lebih parah lagi. Cara terbaik adalah dengan konsultasi ke ahli psikologi dan bicarakan masalah Anda di sana.
Itulah pembahasan tentang apa itu anthropophobia. Anthropophobia adalah fobia pada orang dengan gejala yang lebih buruk dari fobia sosial. Bila ada seseorang yang Anda kenal mengalami gejala antropofobia, mohon ajak bicara dan segera konsultasi ke psikolog.