Alergi kedelai adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam kacang kedelai sebagai zat berbahaya sehingga menghasilkan antibodi dan histamin untuk melawannya. Ketahui penyebab, gejala, dan pengobatannya di bawah ini!
Saat mengonsumsi makanan atau minuman berbahan kedelai, sistem imun mengidentifikasi protein kedelai tertentu sebagai zat berbahaya, yang dapat memicu produksi antibodi imunoglobulin E (IgE) terhadap protein kedelai (alergen).
Ketika kembali mengonsumsi produk kedelai, antibodi IgE mengenalinya dan memberikan sinyal pada sistem imun untuk melepaskan histamin dan zat kimia lainnya ke dalam aliran darah.
Alergi kedelai juga menyebabkan food protein-induced enterocolitis syndrome (FPIES) atau sindrom enterocolitis yang diinduksi protein makanan. Reaksi alergi biasanya terjadi dalam beberapa jam setelah makan makanan pemicu. FPIES biasanya sembuh seiring waktu.
Selain itu, berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko alergi kedelai:
Produk berbahan kedelai seperti minyak kedelai yang sangat murni tidak menimbulkan reaksi karena tidak mengandung protein kedelai. Begitu juga makanan yang mengandung lesitin kedelai. Lesitin adalah pengemulsi alami yang sering digunakan untuk makanan.
Berikut ini sejumlah makanan berbahan kedelai yang dapat memicu alergi:
Selain itu, berikut beberapa bahan terbuat dari kedelai yang terdapat dalam makanan olahan:
Biasanya alergi kacang ini menyebabkan ketidaknyamanan, dari yang ringan hingga berat atau bahkan bisa mengancam jiwa. Tanda dan gejala alergi makanan muncul dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah makan makanan yang mengandung kedelai.
Berikut ini sejumlah gejala atau efek alergi kedelai:
Meski jarang, efek alergi kedelai menimbulkan gejala syok anafilaksis yang dapat menyebabkan tanda dan gejala lebih ekstrem atau mengancam nyawa, di antaranya:
Tidak ada obat untuk mengatasi alergi kedelai. Namun, satu-satunya cara terbaik untuk mencegah reaksi alergi adalah dengan menghindari konsumsi produk berbahan kacang ini.
Adapun pengobatannya untuk mengurangi gejala alergi dan perubahan gaya hidup, di antaranya:
Adapun obat-obatan seperti antihistamin, dapat mengurangi tanda dan gejala alergi kedelai minor. Mengonsumsi antihistamin setelah makan makanan berbahan kedelai dapat mengendalikan reaksi dan membantu meringankan gejala.
Berikut beberapa golongan obat antihistamin:
Jika memiliki reaksi alergi yang serius, penderita alergi mungkin memerlukan suntikan epinephrine darurat atau segera dapatkan perawatan di ruang gawat darurat (IGD).
Jika berisiko mengalami reaksi parah atau pernah mengalami reaksi alergi kedelai:
Jika Anda atau anak mengalami gejala anafilaksis, seperti sesak napas atau denyut nadi yang cepat dan lemah, segera dapatkan pengobatan darurat medis atau perawatan di unit gawat darurat (UGD).
Sedangkan untuk gejala yang tidak terlalu parah, segera pergi ke dokter. Dalam beberapa kasus, penderita alergi mungkin dirujuk ke dokter spesialis dalam diagnosis dan perawatan penyakit alergi.
Berikut ini beberapa informasi untuk membantu Anda bersiap-siap dan untuk mengetahui apa yang diharapkan dari dokter Anda.
Ada sejumlah perawatan yang teruji secara klinis, perawatannya termasuk imunoterapi oral dan imunoterapi sublingual untuk meningkatkan toleransi terhadap makanan yang menyebabkan reaksi alergi.
Berikut ini beberapa cara mengelola dan mencegah efek alergi kedelai ketika di dalam atau luar rumah: