Alergi antibiotik adalah reaksi abnormal sistem kekebalan tubuh terhadap obat antibiotik. Reaksi parah yang bisa muncul adalah anafilaksis, suatu keadaan yang mengancam jiwa karena bisa memengaruhi banyak sistem tubuh. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala hingga cara mengatasinya. Antibiotik memiliki beragam varian. Maka penting untuk diingat alergi antibiotik tipe apa supaya dokter dapat meresepkan antibiotik tipe lain jika Anda sakit infeksi bakterial.
Efek samping antibiotik dapat berkisar dari reaksi alergi ringan hingga efek samping yang parah. Namun, beberapa efek samping dapat mengganggu kemampuan Anda untuk menyelesaikan pengobatan.
Sangat penting untuk tidak mengabaikan alergi terhadap antibiotik. Reaksi alergi bisa terjadi segera atau hanya dalam beberapa jam setelah mengonsumsi obat ini, bahkan reaksi bisa memakan waktu hingga dua minggu setelah menghabiskan obat.
Oleh karena itu, pastikan untuk mendapatkan bantuan tenaga profesional jika Anda mengalami gejala alergi selama atau dalam beberapa minggu setelah penggunaan antibiotik.
Tanda dan gejala alergi sering kali muncul dalam waktu satu jam setelah mengonsumsi obat. Pada kasus yang jarang, reaksi dapat terjadi beberapa hari atau minggu kemudian.
Berikut adalah beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi antibiotik, apa pun kelas atau jenisnya. Efek samping ini mungkin termasuk:
Segera temui dokter jika Anda mengalami tanda atau gejala alergi antibiotik seperti penjelasan sebelumnya. Penting untuk memahami dan mendiskusikan reaksi alergi, apa efek samping yang khas, dan toleransi dalam minum obat.
Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi parah atau dugaan anafilaksis setelah mengonsumsi antibiotik.
Jika Anda mengalami efek samping antibiotik yang mengganggu atau serius, Anda harus konsultasi dengan tenaga medis profesional untuk mendiskusikan gejalanya. Biasanya, Anda akan disarankan untuk:
Pada beberapa kasus, pengobatan antibiotik tidak boleh berhenti tanpa persetujuan dokter. Menghentikan antibiotik lebih awal dapat memperburuk infeksi dan dapat menyebabkan resistensi antibiotik serta membuat antibiotik kurang efektif.
Bahkan, jika infeksi tampaknya telah sembuh sebelum semua obat habis, konsumsi antibiotik lengkap harus selalu habis kecuali jika dokter menyarankan sebaliknya.
Siapa pun dapat mengalami reaksi alergi terhadap antibiotik, berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko, antara lain:
Pada dasarnya, perawatan terbagi menjadi dua strategi. Perawatan untuk mengatasi gejala yang muncul dan desensitisasi terhadap antibiotik.
Gejala alergi dari antibiotik beraneka ragam. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengatasi reaksi alergi terhadap antibiotik:
Apabila tidak ada pilihan pengobatan antibiotik lain yang sesuai, dokter mungkin merekomendasikan perawatan yang disebut desensitisasi obat, kondisi yang mengharuskan Anda menggunakan antibiotik dalam dosis yang sangat kecil.
Sementara itu, peningkatan dosis semakin besar setiap 15-30 menit selama beberapa jam atau beberapa hari. Jika Anda dapat mencapai dosis yang sesuai tanpa reaksi, pengobatan dapat berlanjut.
Penting untuk menggunakan obat sesuai petunjuk untuk menjaga toleransi tubuh terhadap antibiotik selama pengobatan. Jika Anda membutuhkan antibiotik pada masa mendatang, Anda perlu mengulangi perawatan ini.
Saat melakukan perawatan ini, kondisi tubuh akan dipantau dengan cermat. Desensitisasi tidak selalu berhasil dan terdapat reaksi serius yang ditimbulkan dari perawatan ini.
Jika Anda memiliki alergi terhadap obat ini, pencegahan paling sederhana adalah menghindari penggunaannya. Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah alergi, meliputi:
Mengonsumsi antibiotik saat tidak diperlukan dapat membunuh flora bakteri normal dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan alergi.
Jika Anda menggunakan antibiotik secara berlebihan, hal tersebut akan menghancurkan pertahanan alami tubuh dan membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi pada masa depan.
Sebelum bertemu dengan dokter untuk melakukan konsultasi, Anda harus menyiapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang bisa ditanyakan oleh dokter. Hal ini menjadi penting untuk membantu dokter menentukan penyebab dari alergi. Beberapa pertanyaan tersebut, antara lain:
Selain itu, mendokumentasikan gejala yang muncul seperti ruam atau pembengkakan dapat membantu dokter menganalisis keadaan.