Nama: Ranitidin
Nama dagang: Acran, Anitid, Conranin, Curadyn, Fordin, Gastridin, Graseric, Hexer, Hufadine, Indoran, Rancus 150, Ranilex, Ranin, Ranivell, Ranticid, Rantin, Ratinal, Scanarin, Tricker, Tyran, Ulceranin, Ultiran, Wiacid, Xeradin, Yekaradin, Zantac, Zantadin, Zantifar, Zenti, Zumaran.
Kelas: Penicillin, Amino

Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk menurukan produksi asam lambung. Ranitidin biasanya digunakan untuk mengobati ulkus peptikum, gastroesofageal refluks (GERD), dan sindrom Zollinger-Ellison.
Dosis dan Kegunaan untuk Dewasa
Untuk Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
- Dosis ranitidin yang digunakan 150 mg peroral (diminum) setiap 12 jam atau 300 mg peroral ketika menjelang tidur
Untuk Tukak lambung
- Dosis 150 mg peroral setiap 12 jam atau 300 peroral pada saat menjelang tidur
- Dosis rumatan untuk penyembuhan: 150 mg peroral pada saat menjelang tidur
Untuk Esofagitis erosif
- Dosis 150 mg peroral setiap 6 jam atau 50 mg IM/IV setiap 6-8 jam bolus atau infus intermiten; atau sebagai alternatif, dapat pula diberikan 6,25 mg/jam IV dengan infus berkelanjutan
- Dosis rumatan untuk penyembuhan: 150 mg peroral setiap 12 jam
Pertimbangan dosis
- Dosis maksimum adalah 6 g/hari dapat digunakan pada kondisi penyakit yang berat
- Pada Sindrom Zollinger-Ellison: mulai infus IV 1 mg/kg/jam, lalu sesuaikan pada kenaikan dosis 0,5 mg/kg/jam berdasarkan output asam lambung (jangan melebihi 2,5 mg/kg/jam atau 220 mg/jam)
Profilaksis stress ulcer
- Dosis 150 mg peroral atau via selang nasogaster (selang dari hidung ke lambung) per 12 jam
- Dosis 50 mg (2 mL) IM (disuntikkan ke otot) atau bolus IV intermiten (melalui intravena) atau melalui infus setiap 6 – 8 jam, jangan melebihi 400 mg/hari sebagai alternatif.
Modifikasi dosis
- Keterlibatan ginjal (CrCl <50 mL/menit); 50 mg IV.IM setiap 18 – 24 jam atau 150 mg peroral sekali sehari
- Keterlibatan hati: penyesuaian dosis tidak diperlukan
Dosis dan Kegunaan untuk Anak
Untuk Tukak lambung/duodenum aktif
- Dosis pengobatan: 4-8 mg/kg peroral setiap 12 jam, jangan melebihi 300 mg/hari
- Dosis rumatan: 2-4 mg/kg peroral sehari sekali, jangan melebihi 150 mg/hari
- Dosis pareneteral: 2-4 mg/kg/hari IV (melalui pembuluh darah vena) terbagi untuk setiap 6-8 jam, jangan melebihi 50 mg/dosis atau 200 mg/hari
Untuk Gastroesophageal Reflux Disease
- 1 bulan-16 tahun: 5-10 mg/kg/hari peroral terbagi setiap 12 jam, jangan melebihi 300 mg/hari
- Parenteral: 2-4 mg/kg/hari IV terbagi setiap 6-8 jam, jangan melebihi 50 mg/dosis atau 200mg/hari, secara alternatif, melalui infus 1 mg/kg/dosis sekali diikuti oleh infus kontinyus 0,08-0,17 mg/kg/jam atau 2-4 mg/kg/hari
Untuk Esofagitis erosif
- 1 bulan-16 tahun: 5-10 mg/kg/hari peroral terbagi setiap 12 jam, jangan melebihi 300 mg/hari
- enteral: 2-4 mg/kg/hari IV terbagi setiap 6-8 jam, jangan melebihi 200mg/hari, secara alternatif, melalui infus 1 mg/kg/dosis sekali diikuti oleh infus kontinyus 0,08-0,17 mg/kg/jam atau 2-4 mg/kg/hari
Untuk Neonatus
Neonatus yang lahir normal:
- 2-4 mg/kg/hari peroral terbagi setiap 8-12 jam atau 2 mg/kg/hari IV
Efek Samping
- Sebanyak 1-10% pengguna mengeluhkan sakit kepala
- Sebanyak kurang dari 1% pengguna mengeluhkan:
- Nyeri perut
- Agitasi
- Alopesia (kebotakan)
- Konfusi (kebingungan)
- Konstipasi (sembelit)
- Diare
- Dizziness (sensasi melayang)
- Reaksi hipersensitivitas (alergi)
- Mual
- Muntah
- Dan berikut adalah efek samping yang tidak diketahui frekuensinya
- Anemia
- Enterokolitis nekrotik pada janin atau bayi baru lahir
- Pankreatitis (jarang)
- Trombositopenia (jarang)
- Pansitopenia (jarang)
- Agranulositosis (jarang)
- Anemia hemolitik imun akuisita (jarang)
- Arthralgia (nyeri sendi)
- Mialgia (nyeri otot)