Terbit: 11 September 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Megakolon adalah kondisi di mana usus besar mengalami pelebaran yang abnormal. Kondisi ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti toxic megacolon. Ketahui selengkapnya tentang penyakit ini mulai dari gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahannya berikut ini.

Megakolon: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Megakolon?

Penyakit megakolon adalah kondisi di mana usus mengalami pelebaran abnormal yang disebabkan oleh obstruksi mekanis. Kondisi ini dapat menyebabkan usus besar yang terdiri dari usus buntu, kolon, dan rektum tidak bekerja dengan baik.

Secara umum kondisi ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu akut, kronis, dan megakolon beracun (toxic megacolon).

Semua kasus megakolon akut didapat, sedangkan megakolon kronis bisa merupakan kondisi yang didapat atau kondisi bawaan. Jika kondisi akut mengalami peradangan, umumnya akan menghasilkan toksisitas sistemik, sehingga kondisi berubah menjadi toxic megacolon.

Ukuran usus besar berbeda-beda pada setiap orang, kebanyakan peneliti mendefinisikan kondisi ini ditandai dengan ukuran diameter usus besar lebih dari 12 cm.

Gejala Megakolon

Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin terjadi ketika Anda mengalami kondisi ini:

  • Sembelit
  • Kembung
  • Sakit perut
  • Nyeri perut ketika ditekan
  • Massa feres keras (terjadi pada kasus yang parah)

Kondisi ini juga dapat menghasilkan gejala lain bergantung pada penyakit yang mendasarinya. Pada toxic megacolon yang biasanya disebabkan infeksi, Anda juga kemungkinan akan mengalami gejala seperti:

  • Demam
  • Takikardia
  • Syok

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala umum kondisi ini mirip dengan beberapa jenis gangguan pencernaan lainnya. Jika gejala terjadi selama beberapa hari, segera konsultasikan diri ke dokter untuk memastikan kondisi Anda.

Jika gejala yang muncul mengindikasikan toxic megacolon, maka Anda harus segera berkonsultasi ke dokter. Kondisi ini merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa, sehingga membutuhkan penanganan medis segera.

Penyebab Megakolon

Penyebab penyakit megakolon sering kali tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun, terdapat beberapa kondisi yang diduga bisa menjadi penyebabnya, seperti:

1. Infeksi

Infeksi dapat dikatan sebagai salah satu penyebab penyakit megakolon yang paling umum.

Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada usus besar adalah seperti Clostridium difficile, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter. Selain bakteri, infeksi juga dapat disebabkan oleh parasit seperti Trypanosoma cruzi dan Entamoeba histolytica.

2. Penyakit Neurologis dan Sistemik

Penyebab selanjutnya adalah beberapa penyakit neurologis dan sistemik. Jenis penyakit neurologis yang dapat menyebabkan megacolon adalah seperti neuropati diabetik dan penyakit Parkinson.

Penyakit sistemik seperti distrofi otot, skleroderma, dan lupus eritematosus sistemik juga dapat menjadi pemicu pelebaran abnormal pada usus besar.

3. Gangguan Bawaan

Seperti yang disebutkan sebelumnya, megakolon kronis dapat disebabkan oleh penyakit bawaan. Salah satu penyakit bawaan yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah penyakit Hirschsprung.

4.Konsumsi Obat-obatan Tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menjadi penyebab kondisi ini. Jenis obat-obatan yang sering kali dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi ini adalah seperti clozapine, loperamide, dan risperidone.

Selain penyebab di atas, beberapa kondisi lain seperti hipokalemia (ketidakseimbangan elektrolit) dan hipotiroidisme juga sering kali dikaitkan dengan megacolon.

 

Faktor Risiko Megakolon

Terdapat beberapa kondisi di mana seseorang memiliki risiko tinggi mengalami kondisi ini –terutama jenis toxic megacolon–, kondisi tersebut termasuk:

  • Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD)
  • Diabetes
  • Gangguan ginjal
  • Transplantasi organ
  • Masalah dengan sistem kekebalan tubuh

Diagnosis Megakolon

Dokter akan bertanya tentang gejala yang Anda rasakan dan juga riwayat medis Anda secara keseluruhan. Setelah itu pemeriksaan fisik juga mungkin dilakukan dan diikuti dengan beberapa pemeriksaan lainnya.

Berikut adalah pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendukung diagnosis penyakit ini:

  • Rontgen perut. Pemindaian perut dengan sinar-X dapat membantu mengamati ukuran usus beras. Jika ukurannya lebih besar dari 12 cm, artinya Anda mengalami megakolon.
  • CT scan. CT scan dapat membantu mengamati ukuran usus besar sekaligus untuk memastikan tidak adanya obstruksi (penyumbatan) mekanis.
  • Kolonoskopi. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk memastikan usus bebas tidak memiliki gangguan mekanis. Namun, kolonoskopi tidak disarankan apabila diduga Anda mengalai toxic megacolon karena dapat meningkatkan risiko perforasi usus besar.

Pengobatan Megakolon

Apabila megakolon disebabkan oleh penyakit tertentu, maka cara mengobatinya adalah dengan cara mengatasi kondisi yang mendasarinya, jika memang penyebabnya diketahui. Namun, perawatan kondisi ini juga dapat disesuaikan dengan jenisnya.

Berikut adalah perawatan yang dapat dilakukan berdasarkan jenisnya:

1. Perawatan Megakolon Akut

Anda tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan atau minuman dan dokter akan memasang selang nasogastrik. Kemudian dokter akan memberikan obat yang disebut neostigmine.

Jika memang dibutuhkan, tindakan dekompresi usus besar dengan kolonoskopi juga dapat dilakukan.

2. Perawatan Megakolon Kronis

Perawatan dapat berupa diet dan juga pemberian obat-obatan untuk meningkatkan motilitas usus. Dokter juga kemungkinan akan meresepkan pencahar atau menyarankan enema untuk mencegah komplikasi usus.

3. Perawatan Megakolon Toksik

Apabila bersifat toxic atau beracun, anda mungkin akan membutuhkan steroid dan antibiotik spektrum luas untuk perawatan.

Jika pasien tidak merespons perawatan dalam waktu 1-3 hari, maka tindakan operasi biasanya akan dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.

Diskusikan dengan dokter tentang prosedur yang paling tepat untuk mengatasi kondisi Anda. Pastikan Anda telah mengetahui berbagai manfaat dan risiko dari prosedur pengobatan yang akan dijalani.

Komplikasi Megakolon

Kondisi ini dapat berpotensi menyebabkan komplikasi, terutama yang bersifat toksik. Berikut adalah beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai:

  • Perforasi usus besar
  • Sepsis
  • Syok
  • Koma

Apabila komplikasi terjadi, dokter mungkin akan mengambil tindakan serius seperti pengangkatan usus besar sepenuhnya. Selanjutnya Anda harus menjalani ileostomy atau ileoanal pouch-anal anastomosis (IPAA) agar sisa kotoran dalam tubuh tetap dapat dikeluarkan meskipun tidak melalui usus besar.

Pencegahan Megakolon

Jika kondisi ini didasari dengan kondisi medis lain (seperti IBD atau infeksi), maka cara mencegahnya adalah dengan merawat penyakit tersebut sesuai dengan prosedur yang disarankan oleh dokter. Pencegahan dapat berupa terapi obat hingga perubahan gaya hidup.

Sedangkan untuk megakolon kronis yang disebabkan oleh gangguan bawaan, tentunya tidak ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.

 

 

  1. Anonim. 2019. What Is Toxic Megacolon?. https://www.webmd.com/ibd-crohns-disease/ulcerative-colitis/toxic-megacolon-overview. (Diakses 11 September 2020).
  2. Anonim. Megacolon: What Is It, Causes, Symptoms, Treatment, and More. https://www.osmosis.org/Megacolon.
  3. Burke, Darla. 2019. Toxic Megacolon. https://www.healthline.com/health/toxic-megacolon. (Diakses 11 September 2020).
  4. Gamarra, Roberto M. 2020. Acute Colonic Pseudoobstruction (Acute Megacolon, Ogilvie Syndrome). (Diakses 11 September 2020).
  5. Manuel, David. 2019. Chronic Megacolon. https://emedicine.medscape.com/article/180955-overview. (Diakses 11 September 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi