Terbit: 24 February 2020 | Diperbarui: 24 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Pap test atau biasa disebut Pap smear adalah pemeriksaan pada serviks (mulut rahim) untuk melihat sel-sel yang tidak normal. Jika sel-sel serviks yang abnormal ini tidak mendapatkan penanganan, hal itu bisa menjadi penyebab kanker serviks. Prosedur ini dilakukan dengan menempatkan speculum (alat yang digunakan melihat serviks) ke dalam vagina dan menggunakan tongkat khusus atau sikat lembut untuk mengumpulkan sel-sel dari luar serviks. Sel-sel kemudian dikirim ke laboratorium untuk pengujian.

Pap Smear dan Hal-Hal Penting yang Harus Anda Tahu

Apa Itu Pap Smear?

Seperti penjelasan sebelumnya, Pap smear adalah prosedur skrining untuk kanker serviks. Prosedur ini menguji keberadaan sel-sel prakanker atau kanker pada serviks. Prosedur ini dapat mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks yang bisa berkembang menjadi kanker di masa depan. Mendeteksi sel-sel abnormal sejak dini dengan prosedur ini adalah langkah pertama untuk menghentikan kemungkinan perkembangan kanker serviks.

Apakah Setiap Wanita Wajib Melakukan Pap Smear?

Beberapa pakar menyarankan bahwa seorang wanita sebaiknya melakukan Pap smear secara teratur setiap tiga tahun mulai dari usia 21 tahun. Sementara beberapa wanita mungkin berisiko lebih tinggi untuk kanker atau infeksi, oleh karena itu tes ini mungkin lebih sering dilakukan jika:

  • Positif HIV.
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah akibat kemoterapi atau transplantasi organ.

Jika Anda berusia di atas 30 tahun dan belum memiliki sel-sel yang abnormal pada serviks, konsultasikan dengan dokter apakah perlu dilakukan tes kombinasi dengan skrining human papillomavirus (HPV).

HPV adalah virus yang menyebabkan kutil dan meningkatkan kemungkinan kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 adalah penyebab utama kanker serviks. Jika Anda terinfeksi HPV, Anda mungkin berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks.

Sementara itu, jika anda berusia 30 hingga 65 tahun, bicaralah dengan dokter tentang opsi pengujian mana yang tepat untuk Anda:

  • Hanya tes Pap smear. Jika hasilnya normal, dokter mungkin memberi tahu bahwa Anda bisa menunggu tiga tahun hingga tes berikutnya.
  • Hanya tes HPV. Ini disebut pengujian HPV primer. Jika hasilnya normal, dokter mungkin memberi tahu bahwa Anda bisa menunggu lima tahun hingga tes skrining berikutnya.
  • Tes HPV bersama dengan Pap smear. Jika kedua hasil Anda normal, dokter mungkin memberi tahu bahwa Anda dapat menunggu lima tahun hingga tes skrining berikutnya.

Sedangkan wanita di atas usia 65 dengan riwayat hasil Pap smear normal mungkin dapat berhenti melakukan tes ini.

Meski begitu, Anda harus tetap mendapatkan Pap smear secara teratur berdasarkan usia, terlepas dari status aktivitas seksual. Hal itu dikarenakan virus HPV dapat tidak aktif selama bertahun-tahun dan kemudian tiba-tiba menjadi aktif.

Pada akhirnya, seberapa sering Anda memerlukan Pap smear ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk usia dan faktor risiko. Rekomendasi ini hanya berlaku untuk wanita yang memiliki serviks. Wanita yang telah menjalani histerektomi dengan pengangkatan serviks dan tidak memiliki riwayat kanker serviks tidak perlu melakukan tes ini.

Selain itu, rekomendasi harus disesuaikan secara individual untuk wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah , riwayat lesi prakanker, atau kanker.

Persiapan Sebelum Melakukan Pap Smear

Sebelum melakukan Pap smear, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Jika Anda akan menstruasi pada hari akan dilakukan Pap smear, dokter mungkin akan menjadwal ulang tes, karena hasilnya mungkin kurang akurat.
  • Usahakan untuk tidak melakukan hubungan seksual, melakukan douching, atau menggunakan produk spermicidal sehari sebelum tes karena dapat membuat hasil tidak akurat.
  • Karena Pap smear berjalan lebih lancar jika tubuh Anda rileks, penting untuk tetap tenang dan menarik napas dalam-dalam selama prosedur.

Apakah Pap Smear Menimbulkan Rasa Sakit?

Meski prosedur ini menimbulkan rasa tidak nyaman, namun tes dilakukan dengan sangat cepat. Selama prosedur, kaki akan berbaring telentang sambil beristirahat di penyangga.

Dokter perlahan-lahan akan memasukkan alat yang disebut speculum ke dalam vagina. Alat ini menjaga dinding vagina tetap terbuka dan menyediakan akses ke serviks. Setelah itu, dokter akan akan mengikis sampel kecil sel dari serviks. Terdapat berbagai cara yang dilakukan dokter untuk mengambil sampel,  yaitu:

  • Menggunakan alat yang disebut spatula.
  • Menggunakan spatula dan kuas.
  • Menggunakan alat yang disebut cytobrush, yang merupakan kombinasi spatula dan kuas.

Jika Anda belum pernah melakukan hubungan seksual atau jika Anda merasa sakit ketika sesuatu dimasukkan ke dalam vagina, Anda dapat meminta dokter untuk menggunakan speculum yang lebih kecil.

Anda juga dapat membantu mengurangi atau mencegah rasa sakit dengan buang air kecil sebelum tes untuk mengosongkan kandung kemih, atau dengan menggunakan penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti aspirin, asetaminofen, atau ibuprofen, sekitar satu jam sebelum tes dilakukan.

Setelah tes, Anda mungkin merasakan sedikit ketidaknyamanan akibat gesekan atau sedikit kram. Anda juga bisa mengalami pendarahan vagina yang sangat ringan setelah tes. Beri tahu dokter jika rasa tidak nyaman atau perdarahan berlanjut setelah melakukan tes.

Hasil Pap Smear

Terdapat dua kesimpulan setelah dilakukan Pap smear: normal atau abnormal.

Normal

Jika hasil Anda normal, itu berarti tidak ada sel abnormal yang diidentifikasi. Hasil normal kadang-kadang juga disebut sebagai negatif. Jika hasil Anda normal, Anda mungkin tidak akan memerlukan Pap smear selama tiga tahun lagi.

Meskipun sel-sel abnormal mungkin tidak terdeteksi, kanker serviks membutuhkan waktu beberapa tahun untuk berkembang. Jika satu tes tidak mendeteksi sel-sel abnormal, tes selanjutnya kemungkinan besar akan dilakukan.

Abnormal

Jika hasil tes tidak normal, tidak berarti Anda menderita kanker. Tes ini hanya berarti bahwa ada sel-sel abnormal pada serviks, beberapa di antaranya bisa bersifat prakanker. Penting untuk menindaklanjuti dengan dokter untuk mengetahui lebih lanjut tentang hasil tes dan menerima perawatan yang mungkin diperlukan.

Beberapa level sel abnormal meliputi

  • Atypia
  • Ringan
  • Moderat
  • Displasia berat
  • Carcinoma in situ

Sel-sel abnormal yang ringan lebih umum daripada abnormalitas yang parah. Meski begitu, semua bergantung pada apa yang ditunjukkan oleh hasil tes. Dokter dapat merekomendasikan untuk:

  • Meningkatkan frekuensi Pap smear.
  • Melihat lebih dekat jaringan serviks dengan prosedur yang disebut kolposkopi.

Selama pemeriksaan kolposkopi, dokter akan menggunakan cahaya dan pembesaran untuk melihat jaringan vagina dan serviks lebih jelas. Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat mengambil sampel jaringan serviks dalam prosedur yang disebut biopsi.

Selain itu, Anda juga dimungkinkan menerima hasil negatif palsu yaitu hasil tes menunjukkan tidak ada kelainan, padahal Anda memiliki sel abnormal. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hasil negatif palsu meliputi:

  • Koleksi sel yang tidak memadai.
  • Jumlah sel abnormal sangat sedikit.
  • Darah atau sel-sel inflamasi mengaburkan sel-sel abnormal.

Seberapa Akurat Hasilnya?

Pap Smear dapat memberikan hasil yang akurat. Rutin melakukan tes ini akan mengurangi tingkat kanker serviks dan mortalitas sampai 80 persen.

Mencegah Kanker Serviks

Selain melakukan Pap smear, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan peluang terkena kanker serviks, di antaranya:

  • Mendapatkan Vaksin HPV

Kanker serviks biasanya disebabkan oleh jenis HPV yang ditularkan dari orang ke orang melalui kontak genital. Sebagian besar wanita tidak memiliki gejala HPV dan HPV terkadang hilang dengan sendirinya. Jika HPV tidak hilang dengan sendirinya, hal itu dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel leher rahim yang dapat menyebabkan kanker serviks.

Vaksin HPV mencegah Anda mendapatkan sebagian besar jenis HPV penyebab kanker. Perlu diketahui, vaksin HPV tidak menggantikan atau mengurangi kebutuhan untuk memakai kondom.

  • Menggunakan Kondom

Menggunakan kondom adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi menular seksual. HPV dapat terjadi di area genital wanita dan pria yang tidak dilindungi oleh kondom. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kondom terkait dengan tingkat kanker serviks yang lebih rendah.

  • Tes Penyakit Menular Seksual

Pastikan Anda dan pasangan diperiksa untuk mendeteksi infeksi menular seksual. Bicaralah satu sama lain tentang hasil tes sebelum Anda berhubungan seks.

  • Tidak Gonta-Ganti Pasangan

Guna menurunkan risiko IMS, berhubungan seks sebaiknya hanya dilakukan dengan satu pasangan. Risiko Anda terkena IMS meningkat seiring dengan jumlah pasangan seksual yang Anda miliki.

  • Tidak Melakukan Douching

Douching adalah aktivitas membersihkan vagina dengan memasukkan cairan berupa air atau cairan tertentu ke dalam vagina. Metode ini menghilangkan beberapa bakteri normal di vagina yang melindungi dari infeksi. Pada akhirnya, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terkena IMS.

Biaya Pap Smear

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai apa itu Pap smear dan hal-hal penting lainnya seperti di atas, informasi yang tak kalah penting adalah berapa biaya yang dikeluarkan untuk melakukan Pap smear. Bagi Anda yang ingin melakukan tes ini, biaya yang harus dikeluarkan mulai dari Rp150.000 – Rp1.000.000.

Namun jika Anda adalah peserta BPJS Kesehatan, deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sehingga peserta tidak perlu membayar biayanya. Jika ada rekomendasi atau rujukan dokter, pemeriksaan kanker serviks secara bisa dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lembaga yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan seperti Yayasan Kanker Indonesia.

 

  1. Anonim. Pap smear. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/pap-smear/about/pac-20394841. (Diakses pada 24 Februari 2020).
  2. Anonim. Cervical Cancer. https://www.cdc.gov/cancer/cervical/basic_info/screening.htm. (Diakses pada 24 Februari 2020).
  3. Anonim. Pap and HPV tests. https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/pap-hpv-tests. (Diakses pada 24 Februari 2020).
  4. Anonim. Jangan Khawatir, BPJS Kesehatan Menjamin Deteksi Sebelum Kanker Serviks Menyerang. https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2014/262/Jangan-Khawatir-BPJS-Kesehatan-Menjamin-Deteksi-Sebelum-Kanker-Serviks-Menyerang/berita. (Diakses pada 24 Februari 2020).
  5. Healthline Medical Review Team. 2019. Pap Smear (Pap Test): What to Expect. https://www.healthline.com/health/pap-smear#pap-smear-by-age. (Diakses pada 24 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi