Terbit: 7 August 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Cedera tulang kering adalah nyeri yang terjadi pada sepanjang tulang kering di lutut akibat tekanan berulang ketika berolahraga. Simak informasi selengkapnya dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Cedera Tulang Kering: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll

Apa Itu Cedera Tulang Kering?

Cedera tulang kering adalah nyeri di sepanjang tulang kering (tibia) pada bagian tulang depan kaki bagian dalam lutut. Kondisi ini terjadi akibat peningkatan aktivitas yang membebani otot, tendon, dan jaringan tulang.

Cedera dalam istilah medis bernama sindrom stres tibial medial atau juga dikenal shin splints ini biasanya dialami ketika aktivitas fisik atau latihan sedang hingga berat, termasuk atlet yang mengintensifkan atau mengubah rutinitas latihan.

Tanda dan Gejala Cedera Tulang Kering

Cedera ini dapat menyebabkan nyeri tekan dan sakit di sepanjang bagian dalam tulang kering dan pembengkakan ringan di lutut. Awalnya, rasa sakit mungkin mereda ketika berhenti berolahraga.

Namun, rasa sakit tersebut dapat berlanjut dan mungkin berkembang menjadi reaksi stres atau fraktur stres (tulang retak akibat stres yang berulang).

Berikut ini sejumlah tanda dan gejala cedera tulang kering:

  • Nyeri tumpul di bagian depan kaki bagian bawah.
  • Nyeri yang berkembang selama latihan atau aktivitas lainnya.
  • Nyeri di kedua sisi tulang kering.
  • Nyeri di sepanjang bagian dalam tungkai bawah.
  • Nyeri otot.
  • Nyeri tekan atau nyeri di sepanjang bagian dalam tungkai bawah.
  • Pembengkakan yang ringan di tungkai bawah.
  • Mati rasa dan kelemahan di kaki.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Segera ke dokter jika cedera tidak merespons beberapa pengobatan atau jika mengalami salah satu tanda dan gejala berikut ini:

  • Sakit yang parah di tulang kering setelah jatuh atau kecelakaan.
  • Tulang kering terasa panas.
  • Tulang kering membengkak.
  • Sakit di tulang kering bahkan ketika sedang beristirahat.

Penyebab Cedera Tulang Kering

Rasa sakit yang terkait dengan sindrom stres tibial medial terjadi akibat tekanan yang berlebihan pada tulang kering dan jaringan yang melekat pada tulang kering ke otot-otot di sekitarnya.

Beban yang berlebihan menyebabkan otot membengkak dan meningkatkan tekanan pada tulang, akibatnya terasa nyeri dan terjadi pembengkakan.

Penyebab cedera tulang kering juga diakibatkan oleh reaksi stres terhadap patah tulang. Hentakan yang konstan atau terus-menerus dapat menyebabkan retakan kecil pada tulang kaki. Kondisi ini akan pulih dengan sendirinya dengan beristirahat.

Namun, jika tidak menyempatkan untuk istirahat, retakan kecil tersebut dapat menyebabkan patah tulang atau patah tulang karena stres.

Faktor Risiko Cedera Tulang Kering

Berbagai jenis aktivitas dapat membuat seseorang berisiko mengalami sindrom stres tibial medial, di antaranya:

  • Kelainan anatomi, termasuk sindrom kaki datar (flat foot).
  • Kurangnya fleksibilitas kaki.
  • Teknik pelatihan yang tidak benar
  • Berlari menuruni bukit
  • Kelemahan otot di paha atau bokong.
  • Berjalan di permukaan yang miring atau medan yang tidak rata.
  • Berjalan di permukaan keras seperti beton atau jalan berbatu.
  • Menggunakan sepatu yang tidak pas untuk berlari atau berolahraga.
  • Otot-otot kaki dan tendon kelelahan
  • Wanita lebih berisiko dari pria.

Diagnosis Cedera Tulang Kering

Biasanya dokter dapat membuat diagnosis dengan menanyakan riwayat kesehatan pasien, jenis aktivitas fisik yang sedang diikuti dan seberapa sering melakukannya, dan melakukan pemeriksaan fisik.

Dokter mungkin juga dapat melakukan pencitraan menggunakan sinar-X untuk mengesampingkan masalah kesehatan lain yang memiliki gejala serupa.

Kondisi medis yang memiliki gejala mirip dengan cedera tulang kering, di antaranya:

  • Mengurangi aliran darah di kaki bagian bawah (ini lebih sering terjadi pada perokok).
  • Otot tungkai menonjol keluar dari tempatnya (otot hernia).
  • Pembengkakan otot menyebabkan tekanan pada saraf (sindrom kompartemen).
  • Masalah saraf di punggung bawah (radiculopathy).
  • Fraktur stres, retakan kecil pada tulang kering (tibia).
  • Tendinitis, tendon yang mengalami peradangan.
  • Trombosis vena akibat upaya (bekuan darah yang disebabkan oleh aktivitas).
  • Sindroma jebakan arteri poplitea (otot dan tendon menekan arteri tertentu).

Pengobatan Cedera Tulang Kering

Shin splint biasanya mengharuskan penderitanya menghindari aktivitas fisik tertentu dan meluangkan waktu penyembuhan pada kaki.

Berikut ini beberapa cara mengatasi cedera tulang kering:

  • Beristirahat. Meluangkan waktu untuk beristirahat dan menghindari aktivitas yang menyebabkan nyeri, bengkak, atau ketidaknyamanan. Selama beristirahat, Anda masih bisa melakukan olahraga atau aktivitas ringan yang cenderung tidak menimbulkan cedera tambahan pada kaki, misalnya berenang atau berjalan.
  • Kompres dingin. Menerapkan kompres dingin ke tulang kering yang cedera selama 15-20 menit sebanyak empat sampai delapan kali sehari selama beberapa hari. Guna melindungi kulit, bungkus kantong es dengan handuk tipis.
  • Pijat. Menggunakan foam roller (alat olahraga), alat multifungsi yang juga dapat memijat tulang kering untuk membantu pemulihan.
  • Obat antiinflamasi. Mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen, naproxen sodium, atau acetaminophen. Namun, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang dosis dan efek sampingnya.
  • Operasi. Jika tulang kering cedera menyebabkan rasa sakit yang parah dan gejala berlangsung lebih dari beberapa bulan, dokter mungkin menyarankan untuk operasi untuk meredakan rasa sakit. Operasi ini dikenal sebagai fasiotomi, prosedur dengan membuat luka kecil di jaringan fasia yang mengelilingi otot betis.
  • Periksa ke dokter secara rutin. Sebelum memulai kembali aktivitas apa pun, sebaiknya memeriksakan kondisi tulang kering ke dokter secara rutin.

Komplikasi

Jika cedera dibiarkan, tidak segera diobati, atau masih melakukan aktivitas berat, kemungkinan ini meningkatkan risiko mengalami komplikasi berikut:

  • Gejala sering kambuh mengakibatkan masalah kronis.
  • Penyembuhan membutuhkan waktu yang lama.
  • Kemampuan beraktivitas berkurang, seperti olahraga atau kegiatan lainnya.

Pencegahan Cedera Tulang Kering

Jika tidak ingin mengalami kondisi ini, sebaiknya lakukan langkah-langkah yang dapat mencegah cedera tulang kering:

  • Memakai sepatu yang pas dan menggunakan penyangga telapak kaki yang baik.
  • Menggunakan busa penyerap guncangan di kaki.
  • Hindari berolahraga di permukaan yang keras dan miring atau medan yang tidak rata.
  • Meningkatkan intensitas latihan secara bertahap.
  • Selalu melakukan pemanasan sebelum berolahraga.
  • Memastikan melakukan peregangan dengan benar.
  • Melakukan latihan kekuatan, khususnya latihan jari kaki yang membangun otot betis.

Setiap latihan intensif membutuhkan penguatan semua otot di sekitar kaki. Latihan harus bervariasi untuk menghindari penggunaan berlebihan dan trauma pada otot tertentu. Juga harus menghindari latihan yang intens jika nyeri otot parah atau gejala fisik lainnya berkembang.

 

  1. Anonim. Tanpa tahun. Shin Splints (Medial Tibial Stress Syndrome). https://www.emoryhealthcare.org/orthopedics/shin-splints.html. (Diakses pada 7 Agustus 2020)
  2. Anonim. 2019. What Are Shin Splints?. https://www.webmd.com/fitness-exercise/shin-splints#1. (Diakses pada 7 Agustus 2020)
  3. Johnson, Shannon. 2019. Shin Splints. https://www.healthline.com/health/shin-splints. (Diakses pada 7 Agustus 2020)
  4. Mayo Clinic Staff. 2019. Shin splints. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shin-splints/symptoms-causes/syc-20354105. (Diakses pada 7 Agustus 2020)
  5. Newman, Tim. 2017. All you need to know about shin splints. https://www.medicalnewstoday.com/articles/242169. (Diakses pada 7 Agustus 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi